Artikel Unggulan

ROG Phone 8, Lebih dari Sekadar Smartphone Gaming!

  ROG Phone merupakan seri smartphone gaming Android rancangan ASUS. Seri ROG Phone pertama kali diumumkan pada tanggal 8 Juni 2018 di ajang...

Liburan Akhir Tahun ke Jember, Jawa Timur

Akhir tahun kemarin, gw sekeluarga akhirnya bisa pulang kampung untuk pertama kalinya dalam 8 tahun terakhir. Apa? 8 tahun? Ya, benar. 8 tahun gw nggak pulang ke kampung karena kesibukan di Jakarta. Gw yg pekerja televisi ini agak sulit untuk mencari waktu yang agak lapang demi bisa mengambil cuti. Alhamdulillah, semuanya sudah terlaksana.


Awalnya kami berangkat dari Gambir, Jakarta pada tanggal 22 Desember 2012, menggunakan jasa angkutan kereta Bima menuju stasiun Surabaya - Gubeng. Kekhawatiran kami mengenai anak² kami yang belum pernah melakukan perjalanan jauh tidak terjadi. Bahkan si kecil tidak henti²nya mondar-mandir antara tempat duduk gw dan ibunya. Ya, kami membeli 4 tiket kereta untuk perjalanan ini agar leluasa dalam mengatur posisi :) Kenapa Bima? Bokap gw bilang, kalo pake Bima, nanti turunnya di Gubeng, dari sana, lanjut kereta yang menuju kampung gw, Jember. Jadi nggak perlu lagi pindah stasiun seperti halnya jika kami menggunakan kereta Argo Bromo. Perjalanan menuju Jember terasa cukup singkat, entah, padahal gw udah jarang pulang. Berangkat dari Gambir pukul 6 sore, sampai Gubeng pukul 7 pagi, lalu kereta Mutiara Timur yg membawa kami ke Jember berangkat pukul 9 pagi, dan sampai di kota Jember pada pukul 1.30 siang.

Sampai di Jember, ternyata kami dijemput oleh bokap dan adik ipar gw pake mobil. Yawda, rencana mo naik taksi atau becak terpaksa batal dengan sendirinya :) Bokap gw langsung aja menghampiri kedua cucunya, anak² gw. Apalagi yang kecil memang sedang menggemaskan :) Baru mau jalan dari stasiun, mobil susah dihidupkan, terpaksa minta bantuan untuk dorong sedikit, gw juga termasuk yg bantuin, olahraga dikit karena duduk di kereta bikin badan pegel juga :p Sampai di rumah, kami langsung menyebarkan bawaan kami, koper dan lain². Sayang sekali, tidak ada oleh² yg bisa kami bawa dari Jakarta karena waktu kami pesan oleh², ada minimum order yg tidak diinformasikan kepada kami. Batal deh bawa oleh² :( Kami langsung pada mandi, dan tadinya pengen istirahat, tapi anak² kami langsung bermain bersama sodara²nya, ponakan kami, anak dari adik gw yg ragil.


Esok paginya, kami dikejutkan dengan sarapan sederhana, pecel! Memang, pecel merupakan salah satu makanan yang gw kangenin.. Kenapa? karena rasa pecel di Jember, berbeda dengan di Jakarta. Selepas sarapan, gw ikut bokap ke pasar, membeli bahan masakan supaya bini gw dan nyokap ada bahan buat dijadiin makanan kami. Abis dari pasar, kami mandi dan merencakan pergi ke toserba/swalayan yang kami pikir lengkap, bersama adik ipar sebagai driver dan keluarganya. Peralatan yg ingin dicari adalah sapu dan pengepelan dengan merk tertentu. Awalnya kami cari di alfa, tapi nggak ketemu. Lalu pindah ke Roxy, swalayan baru masih di deket situ. Alhamdulillah, merk yg dicari ketemu, tapi nambah perabotan masak lain yg nampak lucu namun berguna :p Abis bayar di kasir yg ngantrinya ajib banget, kami menuju taman bermain dimana ponakan gw lagi main di sana. Karena ponakan gw yg kecil, si Sekar, kakinya neken tombol permainan joged yg lagi dimainin kakaknya, terpaksa berubah mode jadi vs. Alhasil, gw diminta main bersama ponakan gw yg besar, mbak Laras :p Sambil gendong Ai, gempor juga gw main jogedan sama Laras (*permainan Dance² Revolution). Karena udah capek, dari sana kami pun kembali menuju rumah.


Di tengah perjalanan, kami lupa jika kami belum makan siang, akhirnya kami mampir ke tempat makan siang semasa gw sekolah di SMA, gado² pak Endut :p Kami sampai di lokasi persis sebelum hujan deras melanda, alhasil kami makan di tengah hujan yg cukup deras. Untung tenda pak Endut cukup luas untuk menampung kami semua. Di sini kami makan gado² dan juga soto ayam. Minumnya? Es degan!

Singkat cerita, selama di sana, kami tidak terlalu menjelajah karena kondisi mobil yang agak kurang sehat. Namun demikian, waktu kami merencanakan untuk pergi ke Tanjung Papuma, pak besan bersedia meminjamkan mobilnya untuk kami bisa berangkat ke sana, hore! Rencana tsb akhirnya dilaksanakan pada hari Sabtu, dimana paginya kami ambil mobil dulu di rumah pak besan, lalu membawanya kembali ke rumah. Emang dasar niatnya piknik kali ya? Segala makanan kami bawa untuk bekal makan siang di sana, tidak lupa tikar yang lebar juga dibawa. Alhamdulillah, perjalanan pagi itu lancar, hanya saja ketika mobil harus mendaki bukit untuk menuju lokasi, gw agak grogi juga karena kopling mobil terasa keras ketika harus memindahkan gigi persneling. untung, mesin mobil tidak mati ketika harus menanjak :)


Akhirnya kami tiba di lokasi, pantai tanjung papuma! Setelah menurunkan barang bawaan, dan gelar tikar, para bocah langsung berlarian menuju bibir pantai untuk bermain air! Sekar, ponakanku yang kecil, langsung aja tiduran seolah menyambut ombak yang datang :p Karena ombaknya besar, mengingat ini pantai selatan, maka para bocah hanya bermain pasir sambil basah²an. Seru sekali melihat mereka bermain, jadi inget masa kecil gw yang dulu juga paling seneng main pasir di pantai. Cukup lama mereka bermain, para ibu juga sesekali ikut bermain bersama mereka, sedangkan gw lebih banyak duduk² sambil motret sana-sini (*sok fotografer :p). Lepas bermain, mereka membersihkan diri di kamar mandi umum di dekat lahan parkir. Nungguin mereka kelar, lalu kami makan siang karena lapar. Nikmat terasa makan siang di pantai sembari ngunyah dan memandang laut lepas diterpa silir angin. Nikmat mungkin karena ada pete rebus di menu makanan yang kami bawa (*eaaa).


Udah pada kenyang, para ibu dan bocah penasaran sama kapal, eh pada mo nyobain naik kapal. Ongkosnya standar, 15rb per orang, dan ternyata rute muternya jauh juga :) Akhirnya mereka pada naik kapal, hanya gw dan Ai yang nggak ikutan. Kami hanya menanti di pinggir pantai, sambil foto². Ternyata, ada beberapa pulau di sekitar tanjung situ yang digunakan sebagai lokasi memancing bagi beberapa orang, lalu ada juga gua kelelawar, serta pantai berpasir putih yg posisinya tersembunyi karena diapit 2 bukit karang. Orang bisa aja lewat ke situ, tapi karena karang yg terjal + ombak yg kuat, jalur menuju ke sana diberi tanda pita kuning (*police line). Abis pada naik kapal, kami pun pulang ke rumah. Eh, kok ya pas pulang, hujan mulai turun dengan lebatnya. Sangat lebat sampai jarak pandang kami terbatas adanya. Dan di saat itu juga, masih banyak mobil pengunjung yang baru datang ke lokasi.


Hari berikutnya, wisata kuliner ke alun-alun kota Jember, dimana setiap hari Minggu pagi, ada pasar kaget :) Yang ditawarkan di sana bermacam², sepintas sama aja dengan pasar kaget di Jakarta, tapi ternyata, mbak Laras, ponakanku yg besar, udah punya langganan kuliner di sana. Sate laler pak Umar :p Yawda, kami menuju lokasi, sembari clingak-clinguk, gw nebus sekotak kue lekker, semacam martabak tipis dengan pisang dan coklat susu di dalamnya. Anak²ku membeli cincin mainan. Sembari santai, kami menyantap sate ayam ala laler tsb dengan nikmat. Kapan lagi menikmati rasa makanan khas Jember?

Selama ± 10 hari kami di sana, cukuplah untuk mengobati rasa kangen gw terhadap kampung halaman gw. Jalan² pake motor ke kompleks perumahan BPKP tempat kami tinggal saat masih kecil dulu, melihat ex kantor BPKP Perwakilan Jember yang kini tidak terawat lagi. Melihat dengan takjub, sekolah kami yang dulu tampak sederhana, kini jadi megah menggelora. 

Malam tahun baru kami lewati dengan biasa saja. Padahal tadinya mo liat kembang api atau apalah di alun². Sayang, anak² kami sudah keburu tidur karena capek. Yawda, tidur agak larut melewatkan momen tahun baru dengan menonton film di TV bersama istri. Seperti biasa, bokap nyokap gw kalo dah jam 9 malem udah pada tidur, walopun suka kebangun malemnya untuk solat.


Waktu berlalu begitu cepat, gak terasa udah tanggal 2 Januari 2013, hari dimana kami harus kembali ke Jakarta. Alhamdulillah, mobil sudah sehat sehingga bisa mengantarkan kami ke stasiun kereta. Berat hati ini berpisah dengan orangtua, dengan suasana kota kelahiran yang terasa begitu hangat dan nyaman. Namun kewajiban tetap harus dijalankan. Gw punya tanggungjawab di kantor yang nggak bisa gw tinggalkan begitu saja. Akhirnya, sampai jumpa lagi Jember. Suatu saat nanti, aku kan kembali..