Beberapa waktu lalu, ASUS telah resmi memperkenalkan lini Zenfone 4 pertama mereka di Indonesia melalui ASUS Zenfone 4 Max Pro-nya (baca juga ASUS Zenfone 4 Max Pro Resmi Diluncurkan di Hard Rock Cafe Pacific Place SCBD). Dan kali ini, saya berkesempatan melakukan hands-on secara singkat karena waktu yang sangat terbatas.
Unboxing
Sesi bongkar box menjadi salah satu sesi yang menarik karena selalu bikin penasaran. Selama ini, ASUS tergolong pelit dalam hal paket penjualan, namun belakangan ini nampaknya sudah banyak mengalami perubahan.
Dalam box ASUS Zenfone 4 Max Pro ini, terdapat beberapa aksesoris pendamping, yaitu antara lain : kepala charger, kabel USB, kabel USB OTG, SIM tray ejector, jelly case, dan kitab-kitab garansi dan informasi.
Kepala chargernya memiliki daya keluaran sebesar 5V 2A, cukup untuk mendukung fitur Fast-Charging yang diusung oleh smartphone ini.
Slot SIM card tidak mengadopsi sistem hybrid lagi. Ada 3 slot yang bisa dimanfaatkan secara optimal pada smartphone ini, yaitu 2 SIM card operator dan 1 slot lagi untuk memory card tambahan.
Desain & Dimensi
ASUS Zenfone 4 Max Pro memiliki ukuran 5.5" yang dipercaya merupakan ukuran ideal smartphone masa kini. Namun demikian, pada saat saya sedang melakukan hands-on review ini, ternyata ada varian Zenfone 4 Max yang memiliki ukuran 5.2" yang mengingatkan saya pada seri Zenfone 3 basic. Perubahan fungsi tombol Home di sisi depan yang sekaligus sebagai fingerprint sensor menjadi gimmick yang menarik.
Bila disandingkan dengan ASUS Zenfone Zoom S, dari sisi belakang, keduanya tampak memiliki kemiripan, terutama pada desain dual camera-nya. Perbedaan hanya pada posisi LED Flash dan fingerprint scanner serta dimensi yang sedikit tampak lebih panjang dan ramping pada ASUS Zenfone 4 Max Pro, walau sama-sama berukuran 5.5". Jika dipegang, secara bobot, keduanya terasa sama mantapnya. Mungkin ini disebabkan karena pemanfaatan baterai sebesar 5000 mAh yang ditanamkan di dalamnya.
Desain unibodi yang full metal memang memberikan kesan elegan, namun terasa licin di genggaman. Beruntung, ASUS menyertakan jelly case dalam paket penjualan.
Jeprat-Jepret Fotografi
Sesi hands-on review ini diselenggarakan di Sky Dining Resto, Plasa Semanggi menjelang senja. Dan sejak awal memang, selain kapasitas baterainya yang ekstra besar, saya sangat penasaran dengan kemampuan kamera belakangnya yang memiliki dua lensa, normal dan wide.
Yang pertama kali saya coba adalah mode Pro alias Manual. Mode ini memang terasa paling fleksibel untuk dicari settingan yang pas dengan keinginan, walau mungkin tidak mudah.
Kemudian saya mencoba menggunakan mode Effects yang tersedia sebagai preset. Kali ini saya ingin menonjolkan nuansa biru pada hasil foto yang saya ambil.
Lalu saya mencoba mengaktifkan fitur HDR pada kamera, dan mulai mengambil gambar gedung di kejauhan serta senja yang mulai tenggelam.
Lalu saya beralih pada obyek yang terdapat di sekitar saya. Kali ini ujung meja makan menjadi targetnya.
Walau tanpa mode kedalaman bidang, latar belakang obyek nampak bokeh natural. Cukup indah untuk sebuah smartphone kelas menengah seperti ASUS Zenfone 4 Max Pro ini.
Layar milik ASUS Zenfone 4 Max Pro ini juga cukup nyaman dipandang mata. Hasil foto yang direkam oleh kameranya, nampak lembut dan indah di mata.
Spesifikasi
Model
|
ASUS ZenFone
4 Max Pro ZC554KL
|
CPU
|
Qualcomm Snapdragon
430 64-bit octa-core processor (1,4GHz)
|
GPU
|
Adreno 505 450MHz
|
RAM
|
3GB RAM
|
Penyimpanan
|
32GB + 5GB ASUS
Webstorage + Google Drive 100GB free (2 years)
|
MicroSD
|
Yes (up to 256GB)
|
Konektivitas
|
WLAN 802.11 b/g/n, Bluetooth 4.1,
Wi-Fi direct
|
Jaringan
|
WW
version: FDD-LTE (Bands 1, 3, 5, 7, 8, 20), TD-LTE (Band 40)
Data rate: LTE Cat4: UL/DL 50Mbps/150Mbps, DC-HSPA+: UL/DL 5.76Mbps/42Mbps
|
SIM Card
|
Triple Slots:
Slot 1: 2G/3G/4G Nano SIM Card
Slot 2: 2G/3G/4G Nano SIM Card
Slot 3: Supports up to 256GB
MicroSD card
Dual SIM dual standby
Both SIM card slots support 3G
WCDMA / 4G LTE network band. Only one SIM card can connect to 3G WCDMA / 4G
LTE service at a time
|
Navigasi
|
GPS, AGPS, GLONASS,
BDS
|
Display
|
5.5-inch IPS display, Bluelight filter for eye care,
10-finger capacitive touch
|
Video
|
Full HD at
30fps video recording, Electronic Image Stabilization for shake-free videos,
Take still photo while recording video, 120˚ wide angle video
|
Baterai
|
5000mAh
(non-removable), 2x faster reverse charging (1A)
Up to 46
days 4G standby
Up to 40
hours 3G talk time
Up to 22
hours video playback
Up to 26
hours Wi-Fi web browsing
|
Kamera Belakang
|
16 megapixels, F2.0 aperture, Focal length 26mm, 79° field of view, Electronic Image Stabilization
for shake-free videos, LED flash, Up to 0.03 seconds phase detection auto-focus
5 megapixels, 120˚ wide
angle fits more scenery and people in the frame
Focal length 12mm
|
Kamera Depan
|
16 megapixels, F2.0 aperture,
Focal length 26mm, 76° field of view, Softlight LED flash
|
Sensor
|
Fingerprint, Accelerator, E-Compass,
Gyroscope, Proximity sensor, Ambient light sensor
|
OS
|
Android™ 7
with new ASUS ZenUI 4.0
|
Dimensi
|
154mm x 76.9mm x 8.9mm
|
Bobot
|
181g
|
Warna
|
Deepsea Black, Sunlight Gold, Rose
Pink
|
Harga
|
Rp2.999.000
|
Konklusi
Smartphone ASUS Zenfone 4 Max Pro ini punya potensi yang menjanjikan. Memang masih ada beberapa 'bug' (?) yang cukup mengganggu yaitu saat pengambilan gambar, ketika jari menyentuh tombol capture, hasil fotonya jadi agak blurry. Apa karena goyang karena memang angin cukup kencang atau sekadar sensitif semata? Entahlah. Namun bisa diakali dengan metode timer atau dengan memanfaatkan bluetooth shutter. Semoga ada update perbaikan di kemudian hari untuk masalah ini.
Oya, jika kalian masih menggunakan ASUS Zenfone 3 Max, nampaknya belum perlu untuk mengganti unitnya dengan yang ini, karena secara performa, bedanya tidak terlalu signifikan. Namun jika kalian masing menggunakan ASUS Zenfone 2 Max, peningkatan performanya terasa sangat mengagumkan.
Lengkap reviewnya, jadi ingin punya ZenFone 4 Max Pro ;)
BalasHapusThx Bai.. kurang lengkap ini.. Singkat banget waktunya..
Hapus