Artikel Unggulan

ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405), Ultrabook Pertama dengan AI Prosesor

  ASUS mengumumkan Zenbook 14 OLED (UX3405), laptop ultraportable premium pertama yang dibekali oleh prosesor bertenaga AI, Intel® Core™ Ult...

AMD & ASUS Hadirkan Laptop Gaming Pertama dengan Arsitektur Polaris di Indonesia

Bertempat di XXI Plasa Senayan, pada tanggal 17 Januari 2017 ini, AMD dan ASUS Indonesia memperkenalkan produk laptop terbarunya yang mengusung arsitektur Polaris di dalamnya. 

Pada kesempatan ini, Ibu Armawati selaku Business Development Manager AMD for Indonesia, menyampaikan beberapa kilas balik dan juga pencapaian AMD selama ini. Bahwa AMD merupakan yang pertama mengembangkan prosesor 64-bit, juga mengembangkan APU yang menggabungkan prosesor dengan GPU, sehingga memungkinkan terwujudnya teknologi SoC saat ini.

Ibu Armawati - Business Development Manager AMD for Indonesia
Dan saat ini, AMD telah mengembangkan Mobile APU Generasi ke-7 serta GPU berarsitektur Polaris yang merupakan teknologi AMD termutakhir. Bicara mengenai APU atau mudahnya prosesor, saat ini AMD memiliki beberapa line-up yang cukup banyak. Kita bisa lihat bersama-sama pada gambar di bawah ini.

7th Gen. Notebook LineUp

POLARIS™

Arsitektur Polaris merupakan arsitektur GPU terkini yang dimiliki oleh AMD, di mana terjadi peningkatan performa hingga 15% dibandingkan dengan GPU Radeon seri sebelumnya dan berbagai kelebihan lainnya. Dan GPU yang telah mengadopsi arsitektur ini adalah AMD RX460. ASUS bersama AMD berkolaborasi dalam membangun sebuah sistem laptop gaming dengan tipe X550IU yang memiliki prosesor AMD FX-9830P Bristol Ridge, dipadukan dengan GPU RX460 Polaris yang telah mendukung DX12.

ASUS X550IU dengan GPU RX460 dan CPU FX-9830P
Selanjutnya presentasi disampaikan oleh Ibu Juliana Cen, Country Product Group Leader ASUS Indonesia, yang meringkas sekaligus menceritakan sejarah perkembangan ASUS sejak awal beliau bergabung dengan ASUS pada 2005 hingga 2017 sekarang ini. 

Ibu Juliana Cen, Country Product Group Leader ASUS Indonesia
Dan pada kesempatan ini, beliau juga menyatakan bahwa ini kali terakhirnya untuk berbicara atas nama ASUS Indonesia. Farewell Bu, semoga sukses di tempat yang baru.

Kemudian presentasi dilanjutkan oleh Ibu Veronika Erwin, Country Product Manager for Notebook ASUS Indonesia. Ada hal yang menarik mengenai GPU RX460 ini, dimana di sini dinyatakan dengan tegas bahwa RX460 yang digunakan pada laptop ASUS X550IU ini merupakan versi tuned dari GPU desktopnya, jadi bukan merupakan GPU khusus laptop yang biasanya berkode M di belakangnya.

Desktop-Class GPU in Notebook Form-Factor
Selain kekuatan GPU-nya, Ibu Veronika juga menjelaskan keunggulan lain dari laptop ASUS X550IU ini, yaitu Splendid Technology untuk kejernihan warna dan gambarm Sonic Master dan Audio Wizard untuk pengalaman audio yang tepat sasaran, Ice Cool Technology untuk kenyamanan bermain dalam waktu lama, menjamin laptop tetap berada dalam suhu wajar, serta Super Hybrid Engine II yang memungkinkan laptop untuk melakukan Instan-On dalam waktu 2 detik saja, dan Worry Free No Data Loss saat baterai mencapai 5% saja.

Sekilas, spesifikasi yang diusung oleh ASUS X550IU dapat disimak pada gambar di bawah ini.

Spesifikasi ASUS X550IU
Untuk harganya, ASUS X550IU ini diberi label senilai Rp. 9.499.000,- saja. Dan ada promo berhadiah backpack senilai 299 ribu rupiah.

Sesi foto bersama ASUS - AMD Indonesia
Selanjutnya adalah sesi demo antara laptop ASUS X550IU yang sudah Polaris melawan desktop PC dengan VGA card yang setara, yaitu RX460. Secara default, kinerja GPU laptop hanya sedikit di bawah GPU desktop, namun hal ini bisa dimanipulasi dengan tweak/overclocking pada laptop, sehingga performanya menjadi setara. Demo presentasi ini disampaikan secara kocak oleh Reza Afrian, Product Marketing Manager AMD for Indonesia, dan Alva Jonathan, Enthusiast Gamer.

Duet kocak Reza & Alva
Di sesi akhir, laptop ASUS X550IU diadu dengan laptop milik pribadi Alva yang kebetulan merk kompetitor. Terbukti memang, teknologi terbaru dari AMD ini mampu mengalahkan secara tipis performa dari laptop gaming milik Alva yang harganya tembus 10 juta rupiah lebih saat dibeli.

Demikian pengalaman gue hari ini, seru sekali bisa menjadi saksi peluncuran produk laptop gaming dengan teknologi terbaru dari ASUS dan AMD. Untuk foto-foto dokumentasi, dapat dilihat di album foto Facebook gue. Terima kasih dan sampai jumpa lagi.




Besar, Panjang, dan Tahan Lama! Inilah dia, ASUS ZenPower Ultra!

Belakangan ini, kebutuhan umat manusia mulai bergeser dari fitrah awalnya. Yang tadinya hanya berupa sandang, pangan dan papan, sekarang mulai bertambah menjadi smartphone, koneksi internet dan colokan listrik/baterai yang awet. Beberapa produsen perangkat elektronik secara jeli melihat peluang ini sebagai prospek bisnis yang menjanjikan. Dan hadirlah sebuah perangkat pendukung gawai berupa alat penyimpan daya, yang senantiasa kita sebut dengan istilah asingnya, power bank.

Berbagai merk berlomba-lomba menghadirkan berbagai jenis dan kapasitas power bank supaya diserap oleh pasar, namun sayangnya, merk yang tercantum di sana, walau terdengar ternama, belum jaminan bahwa itu merupakan produk asli yang mereka ciptakan. ASUS menghadirkan sekaligus memberikan jaminan bahwa setiap produk powerbank yang mereka buat, selama dibeli di rantai distribusi resmi, merupakan produk asli yang berkualitas tinggi. ASUS pertama kali merilis ZenPowernya dengan kapasitas 9600mAh dan 10050mAh, sebuah power bank berukuran kartu kredit, namun tebal dan mantap. Dilanjutkan dengan ASUS ZenPower Pro yang memiliki kapasitas 10050mAh namun dengan sedikit perbedaan dibandingkan dengan ZenPower terdahulu.


Kali ini, gue akan membedah satu lagi produk power bank terbaru dari ASUS, yaitu ASUS ZenPower Ultra, dan akan dimulai dalam segmen..

UNBOXING

Box Kemasan ASUS ZenPower Ultra

Kemasan ASUS ZenPower Ultra ini sangat berbeda dengan ZenPower sebelumnya yang pipih. Kali ini kemasannya seperti balok panjang, tinggi menjulang. Ketika dibuka, di dalamnya masih ada box berwarna putih, dengan dua kompartemen yang membagi ruang di dalamnya, satu berisikan unit power bank, dan satu lagi berisi buku dokumen, kabel dan sarung/pouch untuk melindungi power bank supaya mudah dibawa lengkap dengan kabelnya, serta supaya tidak baret karena benturan.

Isi di dalam paket penjualan ASUS ZenPower Ultra

ASUS ZenPower Ultra ini tercatat memiliki kapasitas daya sebesar 20100mAh, kurang lebih 2x kapasitas ASUS ZenPower/Pro. Pada bagian ujungnya terdapat dua port USB untuk mengisi daya gadget, satu port micro-USB untuk mengisi daya power bank, serta satu lampu LED yang dapat menyala dan berfungsi sebagai senter bila sedang diperlukan. Sebuah tombol power untuk mengaktifkan pengisian daya saat mengisi baterai gadget, bila ditekan lama, maka lampu LED yang akan menyala. Untuk mematikannya, tekan saja kembali tombol power tersebut. Selain itu, ada empat lampu indikator untuk menunjukkan kapasitas daya yang ada di dalam ASUS ZenPower Ultra ini.

Tampak kedua ujung dari ASUS ZenPower Ultra

Ukuran fisik dari ASUS ZenPower Ultra ini kurang lebih dua kali daripada ukuran ASUS ZenPower versi sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Perbandingan ukuran dengan ASUS ZenPower terdahulu

Dengan ukuran ekstra panjang, tentunya akan memiliki dampak pada berat power bank secara keseluruhan. Benar saja, ASUS ZenPower Ultra ini memiliki berat hampir setengah kilogram. Cukup lumayan mantap bila dibawa-bawa ke mana saja, asalkan jangan sampai ketiban/kejatuhan, hati-hati saat sedang menggunakannya.

Berat ASUS ZenPower Ultra tidak sampai 0,5 kg

Sebelum gue melakukan tes beban, seberapa banyak gadget yang bisa diisi ulang baterainya dengan menggunakan ASUS ZenPower Ultra ini, pertama-tama gue harus mengisinya hingga penuh terlebih dahulu. Dan hal ini akan gue bahas di segmen..

ReCharging!

ASUS ZenPower Ultra ini diklaim telah memiliki kemampuan Quick Recharge, yang menjamin pengisian daya power bank lebih cepat, karena telah mendukung input pengisian sebesar 2A pada tegangan 5V dan atau 9V. Tak perlu banyak kata, gue langsung melakukan pengisian daya sekaligus pencatatan waktu. Untuk adapter chargernya, gue menggunakan kepala charger milik ASUS Zenfone 2 Intel yang memiliki keluaran sebesar 2A. Dan inilah durasi yang berhasil gue catat ketika sedang mengisi daya pada ASUS ZenPower Ultra.

Lama Charging dari 0 sampai Full

Tidak sampai 8 jam, ASUS ZenPower Ultra sudah terisi penuh, dan dapat langsung dimanfaatkan untuk mengisi gadget lain yang sedang membutuhkan daya karena low-batt. Durasi pengisian akan berbeda jika kita menggunakan kepala charger milik Zenfone lain yang umumnya hanya sebesar 1.5A saja, di mana kemungkinan besar, lama pengisiannya akan melebihi waktu psikologis pengisian powerbank, yaitu 8 jam.

Unleashed The Power!

Setelah terisi penuh, maka tes pertama yang gue lakukan adalah mengisi ulang baterai ASUS Zenfone 3 (ZE520KL) yang menjadi smartphone utama gue saat ini. Aplikasi pengukuran arus yang gue gunakan adalah Ampere, bisa diunduh dari Google PlayStore™. Pengisian gue lakukan dengan menggunakan kabel charger USB-C bawaan ASUS Zenfone 3, dimulai ketika kapasitas baterai pada smartphone berada pada level 5%.

Kondisi baterai smartphone sebelum dicharge

Untuk mencatat durasi pengisian, kabel charger gue colok pada saat waktu menunjukkan pukul 12.03 WIB.

Mulai charging pada 5%

Pengisian baterai dari 5% ke 50% ditempuh dalam waktu 50 menit. Berdasarkan pencatatan melalui aplikasi, arus yang dialirkan dari power bank ke smartphone juga relatif fluktuatif.

Terisi 50%

Setelah berlangsung selama kurang lebih satu jam, akhirnya baterai smartphone gue, ASUS Zenfone 3, mencapai 60%.

Mencapai 60%

Dan akhirnya, baterai smartphone terisi penuh setelah dicharge selama kurang lebih 2 jam 24 menit. Kondisi smartphone saat diisi adalah idle normal, mobile data aktif, bukan dalam keadaan airplane mode.

Terisi penuh - 100%

Selanjutnya, gue melakukan charging pada unit yang kedua, yaitu ASUS Zenfone 2 Intel, dengan menggunakan kabel bawaan dari ASUS ZenPower Ultra. Mulai pengisian pada level 15%, dan hasilnya dapat disimak pada gambar berikut ini.

Durasi Charging Zenfone 2 Intel (Fast Charging Aktif)

Unit ke-tiga yang mendapat giliran pengisian adalah smartphone Andromax A dari Smartfren. Pengisian dimulai pada level 9%, aplikasi yang digunakan tetap Ampere, dan kabel yang digunakan masih dari bawaan ASUS ZenPower Ultra.

Kondisi awal sebelum pengisian baterai pada 9%

Posisi kapasitas baterai tertera 61% setelah mengalami pengisian selama kurang lebih 1 jam 34 menit.

Terisi 61%

Namun ternyata, untuk mencapai pengisian full 100%, Andromax A ini menempuhnya selama 3 jam 14 menit pengisian. Memang saat diukur, arus yang masuk tergolong kecil, rata-rata hanya 600mA saja. Mungkin ini yang menyebabkan proses pengisian jadi lebih lama daripada unit yang lainnya, atau mungkin juga, khusus unit ini belum mendukung fitur Quick Charge yang diusung oleh ASUS ZenPower Ultra ini.

Terisi penuh 100%

Hingga saat ini, jumlah unit yang sudah diisi dengan menggunakan ASUS ZenPower Ultra sebanyak 3 unit. Selepas masa uji coba terukur ini, gue masih sempat melakukan charging untuk ASUS Zenfone 3 sekali lagi, sehingga totalnya sudah 4 kali unit yang diisi hingga penuh.

Kondisi saat ini, tinggal 1 saja lampu indikator pada ASUS ZenPower Ultra yang menyala. Percobaan terakhir adalah melakukan dual charging secara bersamaan antara ASUS Zenfone 3 dan ASUS Zenpad 7. Kedua unit mulai diisi pada level 10%, dan pada akhirnya, daya pada power bank tersebut habis sama sekali, dan kapasitas baterai pada gadget yang diisi adalah 63% untuk Zenpad 7, dan 51% untuk Zenfone 3. Gue nggak tau deh ini hitungannya 1 atau setengah, karena memang pas saat terakhir, gue sengaja ngetes drain power dari kedua port USB secara bersamaan.

Sebagai kesimpulan sementara, pada unit smartphone yang sudah mendukung fast-charging, pengisian baterai pada smartphone terasa cukup cepat, hingga mencapai level 60%. Ini terbukti dan terasa pada ASUS Zenfone 2 Intel yang gue miliki.

ASUS PowerSafe Technology

ASUS juga memastikan soal keamanan perangkat powerbank ini, dimana biasanya kita sering melakukan charging sambil ditinggal tidur atau perangkat smartphone kita terlalu lama terkoneksi dengan powerbank saat sedang melakukan pengisian daya. Istilahnya kebanyakan dalam bahasa Inggris, bisa disimak pada gambar berikut ini.

Fitur Proteksi pada ASUS ZenPower Ultra

Kurang lebihnya, ASUS telah memberikan perlindungan untuk temperatur, hubungan pendek/korsleting, over voltase, over arus/current, over charging/discharging, input reverse direction dan adapter. Intinya, ASUS ZenPower Ultra ini aman untuk digunakan.

Konklusi

Bila anda sering bepergian, dan kebetulan gadget anda lebih dari satu, maka ASUS ZenPower Ultra ini bisa jadi solusi yang tepat saat sekitar anda tidak ada sumber listrik. Ya! Kapasitas besarnya, mampu menangani dua gadget sekaligus tanpa kendala. Dengan berat tidak sampai 0,5 kilogram, ASUS ZenPower Ultra ini layak untuk diandalkan sebagai penyedia sumber daya mobile gadget anda. Oya, menurut informasi di toko online, harga ASUS ZenPower Ultra ini sekitar Rp. 750.000,- saja. Namun ketika gue cek saat tulisan ini dibuat, stoknya sangat terbatas (referensi blibli.com).

ASUS Perkenalkan 2 Smartphone Baru di CES 2017


Akhirnya, setelah informasinya beredar sejak akhir tahun lalu, ASUS kembali menginformasikan kehadiran 2 smartphone terbarunya di event CES 2017 yang berlokasi di Caesars Palace, Las Vegas pada 4 Januari kemarin, yang dapat ditonton secara streaming live pada tanggal 5 Januari 2017 sekitar pukul 1 dinihari.


ASUS Zenfone 3 Zoom | Built for Photography

Zenfone 3 Zoom
Banyak hal dan aspek yang berbeda dari generasi Zoom sebelumnya, di mana kali ini Zenfone 3 Zoom mengukuhkan dirinya pada segmentasi mobile fotografi, bersamaan dengan tagline lini Zenfone 3 pada umumnya, yaitu Built for Photography.

Ada beberapa poin yang menjadi keunggulan dari ASUS Zenfone 3 Zoom ini, yaitu :
  • Dual Rear Lens - 12MP each, f/1.7, IMX 362, 
  • Super Pixel Technology - 2.5x Light Sensitivity compared to Iphone 7+
  • 12x Total Zoom
  • 2.3x Optical Zoom
  • ASUS SuperPixel™ Technology - 0.03s Laser Auto Focus, Dual Pixel PDAF
  • Selfie Camera - 13MP, f/2.0, IMX 214
  • Manual Mode - DSLR-like experience, RAW support, switchable lens
  • Battery - 5000mAh, 42 days standby, 48hrs 3G Talktime, Power Bank capability
  • Performance - Qualcomm SnapDragon S625 CPU, Adreno 506 GPU, USB-C port
  • 5 Magnet Speakers - Sonic Master, Hi-Res Audio, DTS Headphone:X
  • AMOLED Display - 1080 FullHD, 500 nits, 76.5% screen-to-body ratio, Gorilla Glass 5
  • Full Metal Design - 5.5 inch, 7.99mm thickness, 170g weight


Simak cuplikan presentasi Zenfone 3 Zoom di bawah ini.


Gallery
 Zenfone 3 Zoom - Gallery

ASUS Zenfone AR | Built for augmented reality

Zenfone AR
Satu lagi smartphone yang menarik dari ASUS adalah Zenfone AR. Seperti halnya ASUS Zenfone 3 Zoom di atas, ASUS Zenfone AR ini memiliki beberapa poin yang menjadi keunggulan teknologi smartphone untuk saat ini, yaitu :

  • Tango Enabled & DayDream Ready - Future Technology, Now!
  • TriCam System - 23MP, Motion Tracking, Depth Sensing
  • Utility - Do More using this versality tools
  • Entertainment - Play More, interact with virtual objects, lively
  • New VR Experience - Super AMOLED, WQHD Resolution, 79% screen-to-body ratio, Gorilla Glass 4
  • Performance - Optimized S821 CPU, World's First 8GB RAM, Advanced Vapor Cooling System
  • Sonic Master 3.0 - 5 Magnet Speakers, Hi-Res Audio, DTS Headphone:X, DTS-HD Premium Sound, 7.1 channel
  • Pixel Master 3.0 - 23MP, IMX 318, f/2.0, 0.03s TriTech AF, 4K Video
  • Design - Beautiful Minimalist, Leather Rear Surface blend with metal frame, Sleek Stainless steel accent protects the camera lens from scratches

Simak cuplikan video presentasinya di bawah ini.


Gallery

Menurut informasi dari Mr. Johnny Shih, ASUS Zenfone 3 Zoom akan mulai didistribusikan pada Februari 2017, sedangkan Zenfone AR baru pada Q2 2017. Bagaimana pendapat kalian tentang kedua  smartphone ini? Apakah kelak akan ada kemungkinan gagal masuk akibat peraturan TKDN dari pemerintah? Tinggalkan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini, semoga bisa jadi bahan diskusi dan masukan bagi para pemegang kebijakan di atas sana.