Artikel Unggulan

5 Alasan HUAWEI MateBook D 14 Jadi Laptop Andalan

  Setiap orang memiliki kebutuhan unik dalam memilih laptop, yang bisa beragam dari segi fungsionalitas dan kemampuan komputasi yang canggih...

Libur Lebaran Ke Jember (Keberangkatan)


Libur telah tiba! Eits.. Tunggu dulu. Ternyata anakku yang kecil belum libur sekolahnya. Waduh! Bahaya ini. Tiket mudik dengan kereta sudah ada di tangan, masa sih harus dibatalkan? Kenapa ini semua harus terjadi, di saat rencana mudik lebaran sudah dipastikan?


Begini ceritanya. Jadi ketika saya sedang tenggelam dalam kesibukan rutinitas pekerjaan, tiba-tiba adik yang di Bandung mengabarkan, tiket mudik sudah di tangan. Waduh?! Saya langsung auto gelagepan karena lupa kalau tiket kereta bisa dipesan 3 bulan di depan. Ya sudah, akhirnya koordinasi sama istri, mau pulang tanggal berapa. Awalnya incar tanggal 12, namun apa daya, yang tersedia ada di tanggal 7. Diskusi sejenak, akhirnya diputuskan ambil tiket tanggal 7 dari Jakarta menuju Surabaya, dan booking tiket tanggal 8 untuk perjalanan dari Surabaya ke Jember. Tiket mudik aman. Lalu bagaimana dengan tiket kembali ke Jakartanya? Untuk yang satu itu, terpaksa saya minta tolong bantuan orangtua di sana untuk bisa memesankannya untuk kami. Done! Tiket pulang dipastikan tanggal 18.


Oke, sementara aman. Next grasak-grusuknya adalah, ketika istri saya mengabarkan, bahwa ujian SD berakhir pada tanggal 8. Wadaw! Deg-degan lagi deh. Gimana caranya itu ujian bocah bisa lempeng sampai tanggal 8, sedangkan tanggal 7 kita sudah harus berangkat mudik? Terpaksa pakai cara melobi guru dan kepala sekolahnya. Beruntung, Ai, anakku yang SD, dianggap bisa mengikuti pelajaran, sehingga dijadwalkan, pada tanggal 7, dia akan menjalani 3 mata pelajaran untuk diujikan. Ya, Ai mesti ujian dulu di sekolahnya, lalu kami semua berangkat ke Stasiun Gambir pada pukul 2 siang, paling lambatnya.

Perjalanan dari rumah ke stasiun menggunakan taksi minibus, dan memakan waktu nyaris 2 jam perjalanan karena macet. Padahal jadwal keberangkatan kereta Bima yang akan kami tumpangi adalah pukul 16.30 WIB. Alhamdulillah, masih sempat duduk rehat sejenak. Oiya, sekarang untuk cetak tiket kereta, sudah bisa dilakukan secara mandiri. Paling cepat H-7 dari tanggal keberangkatan, dan mesti dilakukan di stasiun keberangkatan. Berbeda dengan 3 tahun lalu yang tiketnya sudah kami pegang duluan. Caranya mudah, tinggal datang ke booth cetak tiket, scan QR Code atau masukan kode booking, pilih semua nama yang muncul, lalu tekan Cetak Tiket. Tiket akan tercetak sesuai dengan pesanan. Selepas itu, siapkan KTP yang berlaku untuk masuk ke dalam peron. Di dalam peron, kami menunggu hingga ada panggilan bahwa kereta Bima sudah tiba.


Untuk bisa pulang ke Jember, kami selalu menggunakan moda transportasi kereta. Ada 2 jalur yang bisa dipilih, Argo Bromo Anggrek dengan tujuan Surabaya Pasar Turi, atau Bima dengan tujuan Surabaya Gubeng. Kami memilih menggunakan Bima, dengan pertimbangan tidak perlu pindah stasiun, karena kereta Mutiara Timur dengan tujuan Jember, akan berangkat dari Stasiun Gubeng. Apalagi, kami berempat membawa koper yang cukup besar dan akan merepotkan jika mesti pindah stasiun lagi. Jika memilih menggunakan kereta Bima, pastikan tanggal berangkat dari Jakarta, dan tanggal berangkat dari Surabaya, berbeda 1 hari, karena dari Jakarta berangkat sore, sampai di Surabaya keesokan paginya, dan dari Surabaya menuju Jember, diberangkatkan pada hari yang sama. Ini penting untuk diingat!

Untuk fasilitas di dalam gerbong keretanya sudah cukup baik, sejak mudik 3 tahun silam. Sudah ada colokan listrik sebanyak 2 buah di masing-masing tempat duduk, persis di bawah meja dekat jendela. Hal ini memudahkan kita untuk mengisi ulang baterai gawai atau powerbank.


Karena perjalanan masih di dalam bulan Ramadhan, ternyata disediakan sajian untuk berbuka puasa dari PT. KAI secara gratis. Wah! Ini bagus sekali. Sayang, karena baru tahu, bekal yang kami bawa jadi tidak tersentuh.


Isi menunya juga lumayan enak. Ada daging ayam dan sayuran, serta segelas air mineral. Selepas berbuka puasa, anakku yang kecil minta nonton film melalui smartphone, karena tayangan di televisi kereta tidak menarik perhatiannya.


Suhu di dalam gerbong kereta termasuk dingin, jadi bagi kalian yang bepergian, jangan lupa pakai sepatu dan jaket atau sweater. Bagi yang nggak tahan dingin, hidung bisa sakit/perih karena kedinginan.

Yeay! Sudah pagi! Kereta sudah memasuki wilayah Surabaya. Kami transit sejenak di Stasiun Surabay Gubeng, untuk menunggu kedatangan kereta Mutiara Timur yang akan membawa kami ke kota Jember pada pukul 9 pagi. Sebelum keretanya datang, kami sempatkan untuk rehat sejenak, karena semuanya masih pada puasa.


Pukul 9 pagi tepat, kereta Mutiara Timur sudah mulai bergerak menuju kota kelahiran saya. Estimasi waktu kedatangan di sana adalah pukul 1 siang. Kebetulan sudah koordinasi dengan orangtua, kami akan dijemput di depan Stasiun Jember. Bagaimana kisah liburan kami di Jember pada Lebaran tahun ini? Simak terus di blog saya ini ya..

(bersambung..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar