Artikel Unggulan

5 Alasan HUAWEI MateBook D 14 Jadi Laptop Andalan

  Setiap orang memiliki kebutuhan unik dalam memilih laptop, yang bisa beragam dari segi fungsionalitas dan kemampuan komputasi yang canggih...

Cara Migrasi Harddisk ke SSD pada Laptop

 


Berawal dari lemotnya laptop sang anak ketika akan digunakan oleh ibunya, menyebabkan saya geregetan untuk mencari solusinya. Padahal, laptop sang anak masih tergolong baru, yaitu ASUS Vivobook A412DA yang ditenagai prosesor AMD Ryzen 5 dan RAM 8GB. Much better than laptop sang ayah yang masih Core i5 Gen-7 dengan RAM bawaan 4GB kala itu.

Awalnya saya merencanakan untuk menambah RAM pada laptop anak saya, karena seingat saya, laptop ASUS itu rata-rata bawaanya cuma 4GB saja. Namun ternyata setelah diperiksa lebih seksama, RAM laptop ASUS Vivobook A412DA milik anak saya sudah 8GB. Maka dari itu, rencana pun berubah menjadi menambah SSD untuk dijadikan media untuk sistem operasi agar lebih gegas. Hal ini juga diperkuat oleh opini hasil diskusi saya dengan rekan blogger yang juga telah melakukan solusi yang sama untuk meningkatkan performa laptopnya.

Setelah mengetahui jenis SSD yang cocok untuk laptop ASUS Vivobook A412DA, hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan pencarian di Tokopedia, marketplace yang sering jadi rujukan bagi saya dalam mencari barang-barang yang saya butuhkan, mulai dari gadget, aksesoris, sampai mainan yang juga jadi hobi saya.

Dalam mencari SSD untuk laptop anak saya, saya tidak mencari yang termurah, tapi yang merk-nya saya kenal dan punya reputasi bagus. Pilihan saya jatuh pada SSD 256GB dengan merk Team. Kebetulan, merk ini pernah saya gunakan ketika saya melakukan upgrade RAM pada laptop saya, yaitu ASUS Vivobook S15 S510U.


Karena ketidaktelitian saat pemesanan, terpaksa mesti menunggu hingga SSD datang beberapa hari kemudian. Iya, awalnya saya pesan secara same-day dengan harapan bisa digarap hari itu juga. Namun apadaya, tergiur tawaran promo, maka pilihan sameday berubah menjadi free ongkir.

Syukurlah, keesokan harinya, SSD pun tiba di rumah. Surprisingly, seller sudah melengkapinya dengan sekrup kecil untuk mengencangkan SSD ke mainboard. Awalnya saya sempat kebingungan juga untuk mencari sekrup kecil itu, namun ternyata sudah include. Thx Gan, recsel! (kirim cendol)


Nah, sebelum melakukan pemasangan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah..

 Melepaskan Cover Bawah Laptop 

Meski bukan pertama kalinya saya membongkar laptop, namun tetap saja pengalaman ini memberikan tantangan tersendiri. Bagaimana cara saya membukanya? Kalian bisa simak pada video berikut ini.


Setelah SSD terpasang, kita periksa dahulu apakah SSD sudah dikenali oleh BIOS dan Windows. Hidupkan laptop dan periksa di bagian Device Manager. Jika sudah dikenali, maka tampilannya kurang lebih akan seperti ini.


Sampai tahap ini, storage laptop sudah siap untuk migrasi.

 Proses Cloning Storage 

Dalam melakukan proses cloning storage, saya mendapatkan referensi dari seorang kawan untuk menggunakan aplikasi Macrium Reflect Free. Aplikasi ini dapat digunakan secara mudah dan gratis untuk keperluan pribadi. 

Idealnya, kapasitas storage yang terpakai pada harddisk, lebih kecil daripada kapasitas storage SSD yang akan jadi tujuan migrasi. Hal ini akan memudahkan proses cloning dari HDD ke SSD. Dalam kasus laptop anak saya, saya mesti memindahkan beberapa ratus giga file pribadi anak saya (mayoritas isinya video musik KPOP dan anime) ke eksternal storage (saya menggunakan SSD eksternal dari Western Digital berkapasitas 500GB). Baru kemudian, setelah kapasitas terpakai pada HDD kurang dari kapasitas SSD, saya melakukan proses cloning dengan menggunakan aplikasi Macrium Reflect Free.


Cara penggunaan aplikasi ini tergolong mudah dipahami. Cukup memilih storage asal/yang akan dicloning, dan memilih storage tujuan cloning, lalu ikuti langkah-langkah yang ditampilkan pada layar.

Proses cloning berjalan cukup lama, dalam kasus laptop anak saya, kurang lebih semalaman. Jadi malam saya kerjakan, keesokan harinya saya cek, proses cloning sudah selesai. Proses selanjutnya adalah memastikan hasil cloning berfungsi seperti harapan, yaitu dengan..

 Mengubah SSD menjadi Boot Device Utama 

Untuk mengubah Boot Device Priority pada laptop ASUS Vivobook A412DA, dalam kondisi mati/belum dinyalakan, tekan dan tahan tombol F2 lalu tekan tombol Power untuk menghidupkan laptop. Tak berapa lama, tampilan BIOS akan muncul di layar, dan segera pilih menu Boot, dan pastikan SSD ada di urutan pertama/paling atas. Jangan lupa Save dan restart.

Saat awal masuk Windows, terlihat ada beberapa penyesuaian sebelum akhirnya laptop bisa sepenuhnya digunakan. Dan memang setelah proses adjustment selesai, dan laptop direstart kembali, proses booting kini jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Saat ini, SSD sudah menjadi storage utama untuk sistem operasi dan aplikasi, sedangkan Harddisk bisa dijadikan slave/storage khusus untuk penyimpanan data. Bahkan bila perlu, folder sistem operasi sebelumnya, bisa dihapus agar kapasitas Harddisk menjadi jauh lebih lega daripada sebelumnya.


Demikianlah sedikit pengalaman saya ketika melakukan pemasangan SSD dan melakukan migrasi storage dengan teknik cloning menggunakan aplikasi. Semoga bermanfaat, salam kompak persahabatan selalu..






2 komentar:

  1. sangat membantu kang, dan itu seler toped nya teliti sekali kebutuhan usernya, jarang seller yang menyertakan hal-hal kecil yg tidak terpikirkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Makanya ini termasuk yang recsel. Sempat bingung, mo cari di mana itu sekrup mini. di kantor sih banyak. tapi kan, masa nunggu lagi?

      Hapus