Artikel Unggulan

ROG Phone 8, Lebih dari Sekadar Smartphone Gaming!

  ROG Phone merupakan seri smartphone gaming Android rancangan ASUS. Seri ROG Phone pertama kali diumumkan pada tanggal 8 Juni 2018 di ajang...

Bisnis Co-Learning Space sebagai Solusi Adaptasi Pembelajaran di Masa Transisi Disrupsi Teknologi Pendidikan Akibat Wabah COVID-19

 


Sudah satu tahun lebih wabah COVID-19 menerpa bumi pertiwi, Indonesia. Sejak saat itulah segala kebiasaan dalam beraktivitas harus berubah. Pemerintah bilang, ini era new normal, ada protokol kesehatan yang wajib dipatuhi. Dari awalnya 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan) sampai harus diketatkan lagi dengan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi). Ini semua perlu dilakukan dengan ikhlas agar pandemi ini segera sirna, dan kita bisa beraktivitas dengan normal seperti sediakala, sebelum pandemi ini melanda.

Sejak saat itu, semua kegiatan dihimbau untuk dilakukan dari rumah, termasuk salah satu di antaranya adalah belajar dari rumah, untuk adik-adik pelajar dan mahasiswa pada khususnya. Semua pihak, dari anak didik, orangtua murid, guru pengajar, wali kelas, hingga kepala sekolah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan cara baru, yaitu melalui bantuan teknologi.

sumber : SMAN 3 Jember

Namun saya perhatikan, belum semua pihak siap untuk bisa melaksanakan dan mengikuti proses pembelajaran secara online. Bahkan hingga saat ini, di mana sudah lebih dari setahun sejak awal proses pembelajaran dihimbau untuk dilakukan secara jarak jauh. Memang, pemerintah dan beberapa operator telekomunikasi, bekerja sama dalam memberikan layanan yang bisa membantu proses pembelajaran online ini terlaksana dengan baik, seperti pembagian sim card perdana khusus beserta paket pendidikan yang menyertai di dalamnya.

Masih banyak orangtua murid yang gagap dalam memanfaatkan teknologi yang mereka miliki, tapi itu masih jauh lebih baik daripada mereka yang kondisi ekonominya kurang memadai sehingga ponsel pun mereka tak punya. Hal ini membuat banyak anak-anak usia sekolah yang dianggap tidak hadir dalam proses pembelajaran online, dan membuat mereka rentan putus sekolah.

sumber : Tribun Kaltim
Pandemi juga memberikan dampak pada dunia perkantoran, di mana banyak perusahaan terpaksa melakukan perampingan dengan memutuskan hubungan kerja dengan sebagian besar karyawannya. Mau tidak mau, mereka harus berusaha untuk mendapatkan sumber penghasilan baru. Sepanjang pengetahuan saya, banyak dari mereka yang mendapatkan pesangon sesuai dengan aturan yang berlaku, namun bingung, mau diapakan dana tersebut agar bisa menjadi sumber pemasukan yang baru.

Perubahan situasi seperti ini mau tidak mau membuat kita harus tetap berpikir dan bertindak kreatif. Dan dalam menyikapi hal tersebut, kita tidak bisa sembarangan dalam mencoba sesuatu hal yang baru, semua harus dipikirkan secara matang agar resiko bisa diminimalkan. Menurut United Nations alias PBB (Persatuan Bangsa Bangsa), ada 17 global goals yang masih harus diselesaikan, dan bisa dijadikan sebagai ide dasar dalam memulai bisnis di masa pandemi seperti ini.

Sustainable Development Goals menurut UN
Nah, masih berkaitan dengan masalah akses pendidikan di masa pandemi, khususnya di Indonesia, saya terinspirasi dari konsep co-working space yang sudah lebih dulu berjalan. Yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini adalah co-learning space.

Menurut Dr. Margo Purnomo, M.M. dari Fisip Unpad, beliau menyatakan dalam artikelnya bahwa Co-Learning Space merupakan sebuah konsep fasilitas ruang belajar yang digagas di kampus Program Pascasarjana Administrasi Bisnis Fisip Unpad. Co-Learning Space pada dasarnya merupakan konsep ruang belajar yang dapat digunakan secara bersama-sama dengan seluruh sivitas akademika.

Memang hingga saat ini, proses pembelajaran secara tatap muka langsung di kelas, masih dilarang oleh pemerintah. Kendala pembelajaran online seperti ketiadaan gawai atau kuota, masih menjadi masalah yang sering dihadapi, dan mesti dicari solusinya. Beberapa guru wali kelas, mencoba berinisiatif untuk membagi anak didik di kelasnya menjadi beberapa kelompok kecil, di mana nantinya kelompok kecil ini akan terjadi subsidi silang. Anak yang kurang mampu bisa belajar bersama dengan anak yang memiliki fasilitas yang lebih memadai. Namun kondisi ini saya rasakan masih jauh dari memadai.

Co-learning Space bisa menjadi usaha yang nyata dalam rangka mengurangi kesenjangan akses pembelajaran secara online, yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak usia sekolah. Memang benar bahwa selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berbagai aturan mengenai berkumpul harus tetap dipatuhi, namun itu semua juga mesti diimbangi dengan protokol kesehatan yang juga wajib untuk dijalankan.

Protokol Kesehatan 5M
Sesuai dengan aturan yang berlaku, sebelum memasuki area co-learning, semua pengunjung harus melewati bilik disinfektan terlebih dahulu. Ini prosedur standar sebelum memasuki wilayah yang kemungkinan ramai oleh pengunjung, namun khusus untuk co-learning space ini, jumlah pengunjung yang masuk pastinya akan dibatasi secara ketat.

Ilustrasi bilik disinfektan
Mekanisme penggunaan co-learning space ini adalah dengan melakukan pemesanan tempat secara online. Karena ini adalah co-learning space, maka model pemesanannya adalah per kelompok dengan jumlah maksimal 5 orang siswa + 1 pendamping. Pendamping di sini bisa salah satu orangtua murid atau anggota keluarga yang bisa menjadi jembatan antara guru dan siswa dalam membantu proses pembelajaran nantinya.

Layout meja dan kursi co-learning space
Posisi duduk pendamping tidak bergabung dengan para siswa, agar siswa tetap mandiri dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Pendamping akan menempati meja khusus yang terpisah, namun dekat dengan posisi admin co-learning space untuk koordinasi jika ada kendala selama proses pembelajaran online di sana. 

Ilustrasi komputer pendamping siswa menggunakan ASUS ExpertCenter D500SA
Co-learning space ini tidak hanya ditujukan untuk menunjang proses pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar hingga Menengah Atas saja, namun juga bisa dimanfaatkan untuk kalangan mahasiswa yang juga menghadapi tantangan yang sama, yaitu kuliah dari rumah. Oleh karena itu, idealnya, co-learning space ini juga menyediakan perangkat lain yang memiliki spesifikasi lebih tinggi, untuk membantu tugas perkuliahan mahasiswa yang mungkin tidak memiliki perangkat yang memadai untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Sebuah survey menyatakan bahwa produktivitas seseorang meningkat di kala pandemi ketika mereka menggunakan perangkat yang sesuai dengan beban pekerjaannya. 

Adapun perangkat komputer yang saya rasa tepat untuk membangun bisnis co-learning space ini adalah ASUS ExpertCenter D300TA dan ExpertCenter D500SA

ASUS ExpertCenter D300TA - Andal dan Terjangkau


ASUS ExpertCenter D300TA
ASUS ExpertCenter D300TA adalah PC dengan model desktop tower. Dengan model seperti ini, ASUS ExpertCenter D300TA hadir dengan konfigurasi spesifikasi yang bisa disesuaikan (custom) dengan kebutuhan bisnis, sehingga harganya bisa lebih ekonomis dan terjangkau. Selain itu, ASUS ExpertCenter D300TA juga menawarkan kemudahan dalam hal upgrade perangkat keras jika memang dibutuhkan untuk meningkatkan performa komputasi yang sudah tidak memadai lagi. Berkat penggunaan komponen perangkat keras/hardware terbaik di kelasnya, ASUS ExpertCenter D300TA juga memiliki durabilitas tinggi, sehingga memberikan usia pemakaian yang lebih lama. Dengan demikian, biaya operasional jadi lebih efisien sekaligus menekan Total Cost of Ownership.

Ilustrasi siswa sedang belajar online dengan ASUS ExpertCenter D300TA
Ketika memulai bisnis co-learning space, kita bisa mulai dengan unit ASUS ExpertCenter D300TA dengan spesifikasi yang minimalis dulu, sesuai dengan target pengguna pelajar/siswa usia SD hingga SMA. Jika di kemudian hari diperlukan peningkatan performa, ASUS ExpertCenter D300TA dapat di-upgrade secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun sebelum itu, kita perlu mengetahui seperti apa spesifikasi yang diusung oleh ASUS ExpertCenter D300TA ini.

ASUS ExpertCenter D300TA menggunakan chipset Intel H410 yang telah mendukung jajaran prosesor Intel Core Gen-10, serta konfigurasi RAM DDR4 hingga 64GB. Selain itu, ExpertCenter D300TA juga telah dilengkapi dengan port yang sangat lengkap, seperti HDMI, USB Type-A, port VGA serta LAN di panel bagian belakang. Sedangkan, untuk panel bagian depan, tersedia port USB Type-A dan dua port audio 3.5mm (input dan output). Nah, bagi yang memerlukan performa grafis ekstra, tersedia opsi kartu grafis hingga NVIDIA GeForce GTX 1650. Dengan kartu grafis sekelas itu, tugas-tugas mahasiswa jurusan Desain Grafis bisa dikerjakan tanpa kendala berarti. Ruang di dalam casing ASUS ExpertCenter D300TA cukup lapang dan leluasa untuk kemungkinan ekspansi perangkat lain seperti misalnya menambah harddisk atau SSD.

Internal View ASUS ExpertCenter D300TA
ASUS ExpertCenter D300TA ini benar-benar menerapkan konsep upgradable dan expandable, sehingga bisa meningkatkan value dari investasi yang sudah ditanamkan di bisnis ini.

Sebagai perangkat bisnis, ASUS ExpertCenter D300TA ini juga sangat memperhatikan sektor keamanan, baik secara fisik maupun secara kesisteman. Tidak seperti PC desktop pada umumnya, ASUS ExpertCenter D300TA mengadopsi fitur Kensington Security Slot dan Padlock Slot Prevent yang biasanya ditemui pada laptop, sebagai solusi keamanan untuk mencegah pencurian PC secara fisik. 

Padlock Slot Prevent dan Kensington Security Slot
Selain itu, ASUS ExpertCenter D300TA juga menggunakan case khusus yang memiliki durabilitas/daya tahan tinggi, dibuktikan dengan sertifikasi standar militer AS (MIL-STD 810G) yang menyatakan bahwa ASUS ExpertCenter D300TA telah lolos dalam beragam pengujian ketahanan ekstrem seperti uji getaran, uji jatuh, bahkan hingga uji pengoperasian pada suhu ekstrem. Harapannya, jika amit-amit kena musibah, paling tidak masih ada aset yang bisa diselamatkan.

ASUS Control Center dan ASUS Business Manager


Dari sisi kesisteman, ASUS ExpertCenter D300TA juga mendukung fitur keamanan bisnis melalui aplikasi ASUS Business Manager dan ASUS Control Center. 

Fitur pada ASUS Control Center dan ASUS Business Manager
Dengan ASUS Business Manager, administrator bisa mengatur hak akses pengguna terhadap sistem, mengunci port USB agar tidak bisa mengenali flashdisk atau external harddisk untuk meminimalisir kebocoran data atau penyebaran virus. Berkat fitur Trusted Platform Module (TPM) yang dimiliki oleh ASUS ExpertCenter D300TA, administrator juga bisa mengamankan isi drive dengan password yang kuat dan enkripsi yang rumit, sehingga seandainya data/harddisk dicuri, sang pencuri tetap tidak bisa melihat/membaca data tersebut. Yakin aman lah datanya!

Mengatur dan merawat beberapa unit PC desktop sekaligus akan terasa merepotkan. Oleh sebab itu, ASUS Control Center hadir untuk membantu menyederhanakan tugas administrator dalam mengawasi kondisi setiap unit komputer (misalnya ASUS ExpertCenter D300TA) yang ada di co-learning space. Kontrol terhadap software dan hardware bisa dilakukan secara remote, dan dilakukan secara otomatis melalui penjadwalan. Dan perangkat yang tepat untuk melakukan hal ini dalam bisnis co-learning space adalah ASUS ExpertCenter D500SA.

ASUS ExpertCenter D500SA - Minimalis dan Powerful




ASUS ExpertCenter D500SA adalah PC desktop dengan desain small form-factor, ringkas dan sangat cocok digunakan sebagai perangkat komputasi yang tidak memakan banyak ruang. Meski bentuknya minimalis, ExpertCenter D500SA tetap andal serta memiliki durabilitas tinggi yang dibuktikan dengan sertifikasi uji ketahanan militer AS (MIL-STD 810G).

Beberapa manfaat yang ditawarkan ASUS ExpertCenter
ASUS ExpertCenter D500SA menggunakan prosesor Intel Core Gen-10 yang memberikan performa kelas atas untuk berbagai aktivitas. ASUS ExpertCenter D500SA juga menawarkan opsi konfigurasi dengan kartu grafis tambahan, penggunaan SSD, serta RAM berkapasitas hingga 64GB.

Meski memiliki dimensi yang ringkas sebagai PC desktop, namun ASUS ExpertCenter D500SA memiliki port konektivitas yang sangat lengkap, di antaranya USB Type-A, DisplayPort dan HDMI, serta port legacy seperti VGA dan PS/2. Di panel depannya, terdapat port audio 3.5mm (input dan output), USB Type-A, serta opsi untuk aksesoris smart card reader dan SD card reader.

ASUS ExpertCenter D500SA memang memiliki dimensi yang mungil, namun jangan memandang sebelah mata karena unit ini tetap bisa di-upgrade seperti ASUS ExpertCenter D300TA yang memiliki bodi lebih besar. Fitur hassle-free upgrade memungkinkan untuk mengganti SATA HDD dan SSD, serta ODD (Optical Disk Drive) pada ExpertCenter D500SA tanpa menggunakan alat bantu tambahan. Fitur yang sangat krusial bagi pelaku bisnis membutuhkan ekspansi media penyimpanan (storage) dan ODD, bahkan upgrade pada RAM, menambahkan kartu grafis dan WiFi card juga bisa dilakukan dengan mudah.

Penampakan internal ASUS ExpertCenter D500SA
Soal keamanan fisik, ASUS ExpertCenter D500SA juga menggunakan fitur yang sama dengan ASUS ExpertCenter D300TA, yaitu PadLock Slot Prevent dan Kensingtong Security Slot. Dan sebagai PC desktop kelas bisnis, pengaturan keamanan melalui sistem bisa dilakukan dengan ASUS Business Manager dan ASUS Control Center. Pada dasarnya, semua fitur keamanan yang ada pada ASUS ExpertCenter adalah sama. 

Saya mengusulkan ASUS ExpertCenter D500SA sebagai komputer kontrol bagi administrator co-learning space karena dimensinya yang ringkas, sehingga opsi penambahan monitor bisa dilakukan secara lebih leluasa. Sudah lazim bagi administrator untuk menggunakan lebih dari satu layar monitor dalam menjalankan tugasnya, agar bisa lebih cepat bertindak ketika terjadi masalah di salah satu komputer desktop yang dikelolanya.

Ilustrasi administrator sedang memonitor seluruh komputer melalui ASUS Control Center
Seluruh jajaran produk ASUS ExpertCenter memiliki garansi global selama 3 tahun. Untuk memulai bisnis yang bervisi jangka panjang, kualitas produk dan layanan purna jual harus menjadi pertimbangan, dan ASUS sepanjang pengetahuan saya, mampu memenuhi kriteria tersebut.

Demikian ide saya mengenai bisnis co-learning space untuk membantu proses pembelajaran online bagi siswa/pelajar hingga mahasiswa yang mungkin mengalami kendala dengan perangkat dan fasilitas yang mereka miliki. Semoga bermanfaat dan salam kompak persahabatan selalu..

Informasi lebih detil mengenai spesifikasi ASUS ExpertCenter D300TA dan D500SA dapat dilihat pada lampiran di bawah ini :


Terima kasih.






2 komentar:

  1. bisnis yang bakal rame ke depannya ya mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah.. memang untuk saat ini wajib taat prokes. Tapi kelak bisnis ini bisa jadi solusi bagi mereka yang butuh atmosfer tepat untuk belajar bersama kelompoknya, mengerjakan tugas kuliah, diskusi, kepikiran juga untuk menyediakan air panas free flow supaya mereka bisa bawa mie instan atau kopi saset sendiri..

      Hapus