Artikel Unggulan

Makna IP Rating pada Gawai

Kita sering menemukan istilah IP sekian-sekian ketika sedang membaca spesifikasi teknis sebuah gawai. Kode ini umumnya digunakan untuk meruj...

[Idea] Kenaikan Harga BBM dan Dampaknya (bagi kami)

Kenaikan harga BBM yang disubsidi beberapa waktu lalu, kini mulai menampakkan efeknya. Harga² sembako di pasar mulai naik, ongkos transportasi juga sudah naik sejak harga BBM naik, padahal mestinya hal ini diatur oleh pemerintah mengenai kenaikan tarif angkutan umum. Seperti reaksi berantai, satu kenaikan biaya akan berimbas pada biaya lainnya. Riuh-rendah demo menolak kenaikan BBM seolah tak ada artinya.

Saat ini, pemerintah sedang melakukan distribusi BLSM (sering disebut balsem) sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM kepada rakyat miskin selama ± 3 bulan. Rakyat miskin yang mana kiranya yang dimaksud oleh pemerintah? Sejak dulu saat pembagian BLT saja, data yang dimiliki perangkat pemerintah jarang yang akurat. Banyak yang tidak berhak ternyata mendapatkan bagian. Kriteria miskin seperti apa kiranya yang dijadikan acuan oleh pemerintah sebagai yan berhak menerima bantuan? Tak pernah kita tau persis. Karena terus terang, kenaikan harga² ini juga mempengaruhi kami sebagai keluarga kelas menengah yang sejak kenaikan harga terdahulu tidak pernah tersentuh bantuan/kompensasi apapun dari pemerintah. Mereka pikir, apakah tidak ada pergeseran kelas dalam hal ini?
Di mana mungkin saja, golongan kelas menengah bisa menjadi keluarga miskin karena pendapatan yg mereka terima tidak ada perubahan sedangkan pengeluaran pasti berubah menjadi lebih besar? Lagipula, solusi ala pemerintah yang membagikan bantuan seperti ini, cuma berjangka pendek semata, menjadikan masyarakat 'miskin' menjadi golongan orang² pemalas yang tak ubahnya bagai pengemis (maaf). Namun demikian, gw nggak anti jika memang yg menerima adalah orang yg berhak dan mestinya bisa jadi modal produktif, bukan sekedar lumayan ada tambahan tapi bulan berikutnya pusing lagi.

Gw sering berpikir, pemerintah sekarang nggak punya visi dalam menjalankan amanahnya. Gak seperti masa orde baru, di mana dulu gw mengenal Repelita dan GBHN sebagai panduan bagi mereka yg memperoleh amanat rakyat. Memang tidak semuanya berhasil, tapi paling tidak ada arah dan tujuan, mau kemana bangsa dan negara ini dibawanya. Sekarang, yg gw liat, semua berpikir pendek, gak ada empati terhadap rakyat, yg dipikirkan hanya materi semata. Gak heran, banyak pejabat yang akhirnya masuk penjara karena korupsi. Mestinya kita mencontoh negeri Cina dalam memberantas korupsi.

Saat ini, harga sembako dll di pasar sudah gak karuan, semua menaikkan harga tanpa kendali. Cabe merah, bawang, apalagi daging, bakalan jadi makanan mewah. Jangankan itu, pete dan jengkol, yang kebetulan favorit gw, juga mendadak menghilang dari peredaran. Ini kan sinting? Dulu, mana ada yang peduli sama bahan makanan tradisional itu? Gak banyak, murah banget dan gampang diperoleh. Sekarang, semuanya serba sulit, mahal. Seolah mereka berlomba² untuk memiskinkan rakyat Indonesia sampai terjadi seleksi alam, yang gak kuat, akan musnah :(
Pemerintah juga gak pernah belajar dari pengalaman, bahwa menaikkan harga BBM itu dampaknya bakal sporadis, bukan hanya 1 sektor aja yang kena, tapi banyak. Bukan gw anti kenaikan harga BBM, tapi gw akan lebih RIDLO dan IKHLAS jika kenaikan harga BBM tsb diimbangi dengan pengurangan fasilitas dan tunjangan yang diperoleh oleh para pejabat dan wakil rakyat. Gaji mereka yang 15 juta/bulan itu sudah jauh melampaui UMR/UMP. Masa iya segala fasilitas dan tunjangan remeh temeh ditanggung oleh negara? Lha kapan negeri ini makmurnya? Kapan rakyat Indonesia keseluruhan memperoleh kesejahteraan yang merata kalo semuanya di'wakili' oleh mereka?

Maka mungkin benar yang bakal terjadi kemudian, ketika harga sembako lebih tinggi dari mie instan, bisa jadi mayoritas rakyat Indonesia akan beralih mengkonsumsi mie instan. Bukan karena ingin, tp karena terpaksa. Mereka juga butuh makan, butuh gizi, tapi sayang, pemerintah tidak punya kemampuan untuk mengendalikan harga², sama halnya mereka tidak ada gunanya mengisi posisi dan jabatan yang tanggung jawabnya mengatur hal tersebut :( NKRI akan berubah maknanya. Dulu NKRI adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekarang sudah menjadi Negara Koruptor Republik Indonesia. Esok, ketika harga sembako tak lagi terjangkau, mungkin saja NKRI berubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indomie™sia :'(


[Story] Semua Berawal Dari Sebuah PC

Dulu, waktu gw kecil, kalo ditanya tentang cita², selalu gw jawab, jadi pilot pesawat tempur. Yah, standar cita² anak kecil masa itu. Pas udah masuk SD, rata² cita²nya sama semua. Kalo nulis di buku diary yg tukeran antar temen itu, nulisnya, jadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Klise, cenderung basi. Namun syukurnya, saat itu kami masih belum mengenal istilah basi :p

Dan suatu ketika, saat gw SD, lupa kelas berapanya, bokap gw membeli sebuah komputer, personal computer. Jaman itu dibilangnya PC jangkrik, padahal istilah resminya adalah IBM-compatible karena dirancang berdasarkan komputer IBM yg memang sudah terkenal lebih dulu. Wah, senang hati saat itu punya komputer, walopun mungkin bukan komputer baru, tapi tetep sensasinya itu luar biasa. Awalnya komputer ini hanya digunakan oleh bokap gw untuk melakukan pekerjaannya. Ya, bokap gw adalah seorang akuntan, pegawai negeri yang kerjaannya kalo gw liat bikin laporan melulu.
Komputer jaman itu belum kenal harddisk, kalopun kenal, harga harddisk masih mahal sekali harganya. Dulu kalo mau make komputer, kita mesti punya yang namanya disket DOS, singkatan dari Disk Operating System. Gunanya supaya kita bisa munculin prompt berwujud A:> untuk memanggil program dari disket lainnya. Masa itu, disket masih berwujud kepingan tipis namun lebar. Kalo ketekuk, rawan error reading :) Gw masih inget saat itu betapa ribednya membawa-bawa disket. Seiring perkembangan jaman, bentuk disket dan drive-nya pun berubah, jadi lebih kokoh dan ringkas, terutama, kapasitasnya pun membesar. Alhamdulillah.
Namanya komputer jadul, buat ngidupinnya pun penuh tantangan. Betapa tidak, saklar power jaman itu modelnya ceklekan, bukan tombol sentuh seperti sekarang. Udah gitu, karena casing jaman itu bener² plat logam, kalo tangan kita nyenggol bodinya pas ngidupin, yakin kaget karena ada setruman yang menyengat di tangan kita :p Enaknya komputer jaman itu, colokan kabel cuman butuh dikit, karena power utk monitor pake kabel pass-thru dari power-supply-nya :) Oya, monitor jaman itu masih 1 warna lho.. Istilahnya monochrome, jadi di monitor itu ada saklar lagi, kalo dipencet, bisa switch dari warna hijau (yang legendaris) atau coklat. Dulu gw biasa pake warna coklat, karena kalo ngetik pake warna hijau, mata gw sering sakit. Mungkin itu juga yg bikin gw dulu sempet pake kacamata :(
Nah, karena semuanya masih pake disket, jadi pas awal nyalain itu komputer, disket DOS udah harus ada di dalem drive, karena kalo nggak, maka muncul sebuah program bahasa komputer yang namanya ROM BASIC (Read Only Memory - Beginner's All-purpose Symbolic Instruction Code). Wah, bisa bikin program dong? Begitu pikir gw waktu itu. Dan yg gw inget, saat gw SMP, temen gw yg namanya Doni Hamiseno (Pramuka) saat itu ngasih gw code program aneh bertajuk silit.bas. Entah apa maksudnya, yg jelas pas dijalanin, ternyata isinya semacam data entry doang :p tapi baru sekedar tampil di layar, belum sampai main database :) Dan, ketika gw coba² sendiri, udah cukup banyak code yg gw tulis, ternyata, kalo ROM Basic itu program yg kita buat gak bisa disimpan. Ya iyalah, namanya juga ROM, alias Read Only Memory, tapi kan waktu itu gw belum tau, sampai akhirnya gw nemu program yg jalan di DOS bertajuk GW Basic dan Turbo Basic yg tampilannya lebih bagus dan nyaman. Dan gw inget dulu gw suka coba² coding yg gw peroleh dari tabloid ttg komputer terbitan Surabaya.. Gw lupa namanya apa, yg jelas sebelum majalah mikrodata menguasai pasar majalah komputer Indonesia masa itu :) Dan uniknya, coding yg diberikan itu tidak selalu benar, ada saja kode² yg disalahkan, maksudnya agar kita bisa mencari kesalahannya di mana. Kalo udah ketemu, program tsb dapat dijalankan dengan lancar.
Masa itu mungkin emang lagi boomingnya komputer kali ya? Makanya sempet ada serial TV yang gw suka, walopun tayangnya abis Dunia Dalam Berita, malem banget kalo di kampung rasanya, tapi sempet curi waktu nontonnya. Sampai akhirnya bokap gw ngebantuin untuk rekamin ke kaset video Betamax. Ya, jaman itu apa² serba kaset, belon bentuk cakram seperti saat ini. Nah, dari sini, mulai muncullah minat gw ke dunia komputer lebih dalam lagi. Gimana nggak? Di film itu diceritain, gegara bikin program hologram 3 dimensi, ditambah kebetulan gangguan listrik, eh programnya mewujud jadi sesosok mirip manusia dengan kemampuan super. Cukup ngandalin kursor aja, bisa bantu bikin jadi apa aja yang dibutuhkan. Contohnya mobil si Automan ini. Pas lagi butuh buat kejar²an, si Automan, begitu nama tokoh jagoan ciptaannya, tinggal nyuruh kursor doang, eh jadi deh mobil canggih berpenampilan futuristis masa itu :p
Ternyata memang kesan yg tertanam saat gw kecil, tentang komputer, tentang semuanya, mau gak mau, kebawa sampe gw dewasa. Betapapun kecilnya kenangan, jika dikelola dengan baik, bisa jadi sebuah cerita yang mungkin menarik untuk dituliskan, seperti yang sedang gw lakukan saat ini :)