Artikel Unggulan

ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405), Ultrabook Pertama dengan AI Prosesor

  ASUS mengumumkan Zenbook 14 OLED (UX3405), laptop ultraportable premium pertama yang dibekali oleh prosesor bertenaga AI, Intel® Core™ Ult...

[Story] Cemonk Problem

Rabu malam yang lalu, gw pulang cukup larut. Dan seperti biasa, sebelon pulang, gw selalu berdoa demi keselamatan di perjalanan. Si cemonk pun gw pacu perlahan, melewati deretan kendaraan yang masih parkir di lahan kantor, sambil menyapa beberapa rekan yang masih bertahan di sana. Keluar dari areal kantor, cemonk pun gw pacu lebih kencang lagi.

Di traffic light perempatan blok S menuju Tendean, suara mesin cemonk masih terdengar wajar, gak ada keanehan di sana. Lalu gw pun segera menuju traffic light berikutnya, kolong jembatan layang Mampang. Di sini, gw udah mulai curiga, karena mendadak muncul suara 'klik-klik-klik' dari area blok mesin. Hmm.. Gw pikir, mungkin rante ketengnya sudah aus dan harus segera diganti. Dan gw pun memacu si cemonk kembali sedikit lebih kencang, dengan harapan tidak terjadi gangguan di sisa perjalanan gw pulang menuju rumah.

Di jembatan layang depan Plasa Kalibata, suaranya makin menggila. Gw sedikit panik dan memacunya lebih kencang lagi. Bad decision! Mesin cemonk jadi nggak stabil, langsamnya menghilang. Dan selama itu pula gw harus memainkan gas untuk mempertahankan kondisi mesin cemonk agar tidak mati, takutnya kalo keburu mati, susah buat diidupin lagi (pengalaman klep bengkok sekitar 1-2 tahun yang lalu).

Lepas dari traffic light jambul, menuju jalan condet raya, gw pacu si cemonk dengan sedikit santai dan pasrah. Pikir gw, kalo mogok di condet raya, sedorong²nya pun masih di kampung bini gw lah :p Tapi syukur alhamdulillah, cemonk tetap mampu bertahan sampai depan rumah, walopun suara mesinnya makin gak karuan. Yang awalmya hanya berbunyi 'klik-klik-klik' dengan samar, lalu 'klek-klek-klek' dan terakhir bunyinya 'KLAK-KLAK-KLAK' dengan kencang, sampai² gw pun takut klepnya pecah dan mesinnya meledak #lebay. Awalnya, malam itu kami berencana menginap di rumah bapak, karena Khansa sudah duluan pergi ke sana, namun karena gw kemaleman dan kondisi mesin cemonk yang menakutkan itu, akhirnya kami pun membatalkan niat tsb. Malam itu, gw tidur dengan suasana hati yang kelam, karena kebayang berapa besar dana yg harus gw sediakan jika cemonk harus turun mesin lagi.

Yamaha Jupeter :p
Besoknya, Ai dan mamanya berangkat duluan ke rumah bapak, sedangkan gw masih sedikit beresin rumah bagian belakang sebelum kemudian siap² berangkat kerja. Karena rencananya emang mo taro motor dulu di bengkel langganan, maka cemonk pun gw dorong ke rumah bapak. Ternyata bini gw nggak setuju kalo naro motor di bengkel nggak ditungguin, takutnya dikerjain lagi sama oknum montir yang nakal, padahal gw udah percaya sama montir langganan gw ini. Yawda, sementara cemonk nginep dulu di rumah bapak, sedangkan gw berangkat kantor pake si Jupe, motor adik ipar gw yg kebetulan sedang umroh #subhanallah.

Esok harinya masih sama, karena Jumat bengkel langganan gw selalu tutup, maka gw masih menggunakan Jupe untuk berangkat kerja. Praktis, gw hanya bisa merencanakan untuk membawa cemonk pada hari Sabtu atau Minggunya. Awalnya sih, Sabtu itu jadwal bawa Khansa kontrol ke dokter lagi pasca kena DBD beberapa waktu lalu, namun ternyata hari sabtu, Khansa ada ujian Pramuka di bumi perkemahan Ragunan. Terpaksa deh, kontrol diundur hari Senin #insyaAllah, sedangkan setelah gw anter Khansa ke sekolah, karena berangkatnya bareng² pake truk Angkatan, gw pun bergegas membawa cemonk ke bengkel langganan dengan cara mendorongnya, saking takutnya gw idupin tu motor.

Blok mesin cemonk :)
Dengan berbekal doa dan semangat, supaya cemonk cepat sehat dan tidak sampai turun mesin, gw ikhlas mendorong si cemonk sampai ke pelataran bengkel. Oya, nama bengkelnya Sumatra Motor. Lokasinya nggak jauh dari perempatan jalan Batu Ampar 1 yang menuju Kramat Jati, dengan jalan Batu Ampar 2 yang menuju jalan Budaya. Jika dari arah Batu Ampar 1 menuju Kramat Jati, di perempatan tsb belok kanan, gak jauh dari tukang gorengan, sebelah kiri jalan. Bengkel ini gw rekomendasikan karena servisnya OK punya, banyak juga rekan² sesama pengguna Tiger (Cemonk itu Honda Tiger edisi '96) yang menggunakan jasa bengkel ini untuk merawat tunggangannya. Alhamdulillah, cemonk dapet giliran ketiga, karena di saat gw datang, sudah ada 2 motor yang sedang ditangani. Untungnya gak lama, motor pertama kelar dan sang montir kepercayaan langsung menghandle si cemonk. Setelah dicoba untuk dihidupkan, montir langsung bilang, cek tonjokan tensioner, keteng dan klep dulu ya? Jadi nggak langsung dibongkar mesinnya :p Eh, bener juga. Setelah dibuka bagian tonjokan tensionernya, ternyata bagian yg mestinya bergerak/main, sama sekali mendem. Itu yang menyebabkan bunyi klep saling berbenturan, oblak semua dalemnya. Kemudian, bagian demi bagian dibongkar, alhasil diketahui bahwa bagian per yg berupa plat baja putus sehingga bagian yg mestinya menekan jadi letoy. Akhirnya bagian itu diperbaiki, diperkuat dengan peralatan yang ada di bengkel. Canggih! Dengan cara yang sederhana, LAT (itu nama sparepartnya) berfungsi lagi seperti sediakala, bahkan lebih ajib karena seperti baru! Kemudian montir memeriksa timing klep, karena pada umumnya jika keteng sempet kendor, maka timing klep akan  mengalami kekacauan. Dan benar! Timing sedikit 'lari' sehingga mesin jadi nggak langsam. Dengan cara membuka  katup bagian spool, sang montir melakukan adjustment supaya timingnya tepat, lalu kemudian memeriksa celah pada klep. Setelah semuanya dilakukan dengan cermat, semua peralatan dipasang kembali dan mesin coba dihidupkan. Voila! Mesin cemonk kembali halus dan normal. Alhamdulillah, nggak perlu sampai turun mesin. Hilang semua kegundahan dan kegalauan di hati mengenai biayanya :) Semoga cemonk masih bisa bertahan sampai 10 tahun ke depan mengisi cerita kehidupan kami yang sederhana ini, aamiin~

Keterangan sparepart yang diperbaiki :
LAT = Lifter Assembly Tensioner

[Share] Kreatifitas Tanpa Batas - Satu Karya Anak Bangsa

Hari ini gw dapet share link dari seorang kawan, yang isinya merupakan hasil mixing dari kompilasi perseteruan antara Eyang Subur vs mantan anak muridnya. Seorang komposer bernama Eka Gustiwana menciptakan sebuah karya yang hasilnya sungguh berbeda dengan hasil² mixing lainnya yang beredar di youtube. Komposisi aransemennya terdengar sangat megah, serius dan apik!

Halaman soundcloud sang komposer
Ya! Ketika teriakan kemarahan Arya Wiguna yang berasal dari lubuk hatinya ini menjadi bahan kreatifitas dalam menciptakan komposisi musik yang beranekaragam. Umumnya merupakan musik² beraliran dubstep, namun Eka Gustiwana memberikan warna yang sangat berbeda. Komposisinya terdengar sangat tragis, dramatis. Salut buat Eka, teruskan kreatifitasmu :)


[Review] Media Player Classic Home Cinema - Black Edition

Akhirnya gw ngalamin sendiri dimana film hasil sedotan gw ternyata RAW, gak ada subtitle-nya. Lalu pas hunting, eh dapet dalam format .sup yang merupakan formatnya BlueRay Disc. Pas dicobain di Media Player Classic yang biasa, ternyata format tersebut nggak disupport, alhasil tetep aja gambarnya bersih dari teks :p Lalu gw inget, beberapa hari lalu, gw nyaranin temen gw untuk pake Media Player Classic yg ini, awalnya cuma kasih referensi berdasarkan info yang gw baca, bukan gw alami sendiri. Dan sekarang lah kejadiannya.

Yupp, sebagai penggemar anime GUNDAM, gw sangat antusias menyambut kedatangan serial GUNDAM Seed Remastered dalam kasta HD-BDRip. Pas cari-cari di google, ketemulah link yang mendebarkan ini, liat aja foldernya "Mobile Suit Gundam SEED HD Remaster (BD 1280x720 AVC AAC)" WOW banget kan? Yawda, dengan semangat, gw langsung mengklik sopwer penyedot file itu. Sekian hari kemudian, gw mencoba untuk memainkannya, kebetulan ada 2-3 file yang sudah 100% komplit, jadi bisa di-play, dan ternyata hasilnya mencengangkan. Gak ada opsi subtitle di dalam file tsb. Gw coba googling lagi, eh ketemu ini, "[QTS] Mobile Suit Gundam Seed HD-Remaster ep 01-50 Original English Subtitles (720p SUP)". Yakk, secara format gambar cocoklah. Di situ gw blm tau format file sub-nya, gw pikir mah normal .srt seperti file lainnya dan ternyata bukan. Format file tsb adalah .sup yang merupakan format subtitlenya BlueRay.

Sore ini, setelah semuanya terkumpul, baik filmnya maupun file subtitle-nya, gw coba untuk mendownload Media Player Classic Home Cinema - Black Edition ini, woles aja, ini free kok :) Kalo berminat, bisa ambil sendiri di http://www.free-codecs.com/download/MPC-BE.htm. Sekian menit menanti, akhirnya kelar juga. Dengan harap² cemas, gw coba buka 1 file dan setelah itu mencoba opsi Load Subtitle-nya. Oya, karena sama² mengusung nama MPC, susunan menu programnya nggak jauh berbeda. Dan tadaaa! File yg gw ambil sekian giga besarnya itupun tidak sia² belaka. File subtitle bisa ditampilkan dengan sempurna. Jadi, gw saranin, buat kawan² yang punya masalah dengan film RAW dan subtitle berformat .sup, silakan gunakan Media Player Classic Home Cinema - Black Edition. Cakeb!

Ini contoh screenshot dari player-nya:

[News] Office™ 365 - your everywhere office



Beberapa waktu lalu, gw dapet undangan dari partner untuk menghadiri seminar product knowledge yaitu MS Office 365, yang bertempat di kantor Microsoft, Gedung BEJ Tower 2 lantai 18. Gw hadir bersama seorang staff dan seorang lagi dari Purchasing. Menurut agenda, registrasi dimulai pukul 9-10 pagi, kebetulan jam 9-an gw baru sampe kantor, itupun dalam keadaan masih ngantuk karena pulang malam pada hari sebelumnya.

Singkat cerita, presentasi dimulai sekitar pukul 10 lewat, dibawakan oleh Pak Poni Halim. Beliau menjelaskan secara sederhana mengenai apa itu Office™ 365. Office™ 365 bukan hanya sekedar Office Pro + Internet, tapi kemampuan Office Pro + layanan bisnis terintegrasi yang umumnya ada pada perusahaan yang memiliki tim IT sendiri. Ya, produk ini sangat cocok bagi perusahaan yang masih berkembang dengan jumlah karyawan di bawah 50 orang. Dengan layanan ini, karyawan perusahaan akan dapat lebih fokus pada strategi bisnis dan implementasinya ketimbang berkutat pada masalah infrastruktur. Satu hal yang dibutuhkan untuk layanan ini adalah koneksi internet. Tentu saja! Karena ini adalah cloud-service office. Tujuan yang ingin dicapai dengan layanan ini adalah :

1. Work anywhere - karena data anda selalu ada di cloud, jadi jika kita lupa membawa laptop atau flashdisk, sedangkan data tsb harus segera direvisi/dikirim, bukan lagi masalah.

2. Collaboration/team work - setiap dokumen yang membutuhkan revisi akan memiliki history-nya masing², tanpa ada resiko file tertimpa dan lain sebagainya.

3. Enterprise-class email service - layanan email sekelas enterprise yang disediakan oleh Exchange Online akan memberikan nilai tambah berupa domain khusus perusahaan yang akan memberikan bonafiditas tersendiri dibandingkan dengan layanan free mail services lainnya.

4. Online presence - kehadiran secara online dapat dilakukan dengan mudah melalui layanan Lync Online. IM, video conference yang dilakukan, semuanya akan memiliki record sendiri sehingga bisa dijadikan bukti tertulis jika dibutuhkan kelak.


Berikut ini beberapa fasilitas yang dapat dinikmati melalui layanan Office™ 365 :


Nah, di atas itu tadi adalah fitur atau layanan yang merupakan kelebihan dari produk Office™ 365, adapun yang akan menjadi kelemahannya adalah koneksi internet yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi virtual pada pc/laptop client, karena kadang ada user yg kurang nyaman bekerja secara online melalui webapps di browser. Kemudian, ada informasi mengenai infrastruktur dari server layanan ini yang bukan tidak mungkin dapat terjadi down-time, yang mana akibatnya akan cukup telak mengingat para pengguna layanan ini praktis tidak dapat mengakses data dan menggunakan layanan lainnya.

Demikian cerita gw mengenai Office™ 365. Apakah perusahaan anda sudah membutuhkannya?

[Review] Tomb Raider [2013 PC Game]


Tomb Raider, demikian judul game yang gw mainin belakangan ini, merupakan versi reboot dari seri originalnya. Kenapa reboot? Karena latar belakang ceritanya memang sangat² berbeda dibandingkan dengan versi originalnya yg rilis di tahun 1996 lampau. Di game ini, diceritakan bagaimana Lara Croft yang niatnya melakukan expedisi penelitian, terjebak oleh situasi dan kondisi yang mengharuskannya untuk berbuat di luar dugaannya.

Cerita diawali ketika kapal Endurance yang membawa Lara Croft dan tim expedisinya mengalami kecelakaan, dimana kapal karam dan seluruh awak kapal dibuat sibuk menyelamatkan dirinya masing².  Lara akhirnya terdampar di pantai, dan dia melihat beberapa orang dari timnya berhasil menyelamatkan diri, berada di atas tebing yg cukup tinggi sehingga suara Lara tidak terdengar. Kemudian seseorang mebuat Lara pingsan. 

Cantiknya Lara Croft
Ketika Lara tersadar, dia sudah digantung dalam ikatan sebuah karung. Di sini aksi kita dimulai, dengan menggunakan tombol pada keyboard, kita diminta melakukan gerakan supaya Lara bisa bergoyang dan menyelamatkan dirinya. Ya! Lara berhasil melepaskan diri dari ikatan, namun sayang, ketika terjatuh, sesuatu yg tajam merobek perut Lara yang indah. Dengan sempoyongan, Lara berusaha mencari jalan keluar. Di dalam goa tersebut, Lara melihat banyak sekali tulang belulang dan jasad yang digantung, seolah² persembahan terhadap sesuatu. Di event ini, kita melalui Lara akan banyak belajar melakukan interaksi yang akan menjadi dasar dari permainan ini secara keseluruhan, seperti menyalakan obor, mendorong benda dll. Dan di sini juga kita akan dikenalkan dengan puzzle² sederhana yang nantinya akan banyak menghiasi level² permainan selanjutnya. Dalam satu adegan, Lara harus meronta² dari sergapan penculiknya, dan ini harus dilakukan dengan cara menekan tombol kanan dan kiri pada keyboard secara cepat dan bergantian. Kemudian, ketika Lara harus merangkak dengan cepat di tengah gemuruh dan jatuhnya reruntuhan, kita juga diharuskan untuk menekan kombinasi tombol tsb ditambah 1 tombol arah, entah kanan atau kiri, agar Lara terhindar dari bebatuan yang jatuh dari atas lubang goa. Akhirnya, jika kita beruntung, Lara akan selamat, dan di sini permainan yang sesungguhnya akan dimulai, karena di awal ini, judul game akan terpampang di layar dengan anggunnya, memamerkan keindahan grafis dan efek cahaya yang sangat menakjubkan.

Dari sini, kita akan menelusuri jalanan, tebing yang curam dengan misi awal mencari awak kapal Endurance yang selamat. Di level ini kita akan menemukan adanya camp untuk meningkatkan skill maupun upgrade senjata/peralatan. Di camp ini juga, kita diberikan opsi untuk mengganti kostum, jika kita inginkan. Bagi gw, kostum original dari awal merupakan yang terbaik, karena memberikan gambaran, betapa beratnya perjuangan Lara untuk bertahan hidup dan menemukan kembali teman² expedisinya.

Di game ini, kita akan menemukan hewan² liar yang kelak akan menyulitkan kita dalam menjelajah, juga manusia penghuni pulau yang memiliki niat tidak baik. Dalam perjalanannya, akhirnya Lara akan menyadari bahwa pulau yang dia jelajahi selama ini adalah Yamatai, yang memang sedang dicarinya. Hal ini diperkuat oleh adanya ornamen, kuil, patung yang menunjukkan pemujaan terhadap Himiko. Untuk meningkatkan skill, Lara dapat berinteraksi dengan tumbuhan tertentu, atau membunuh hewan² yang ada di wilayah yang sedang dijelajahi. Selain itu juga, kemampuan survival Lara akan semakin meningkat dengan adanya kemampuan silent-kill. Ini akan berguna bagi kita untuk melumpuhkan lawan tanpa harus menarik perhatian kawanan lainnya.

Singkat kata, game ini sangat recommended bagi fans game survival adventure karena rangkaian cerita dan cutscene movie yang indah serta berkesinambungan membuat kita bagaikan memainkan sebuah film petualangan Lara Croft. Hanya saja, karena banyaknya adegan yang cukup sadis dan brutal, game ini sangat tidak disarankan bagi yang masih berusia di bawah 17 tahun. Gw cukup beruntung dapat memainkan game ini pada setting normal dengan nyaman, baik di PC rumah. Hanya saja entah kenapa opsi TressFX untuk menampilkan fx rambut Lara secara alami tidak dapat diaktifkan :( padahal udah pake Radeon yang lumayan speknya.

Beberapa contoh gambar yang menampilkan keindahan grafis :




[Story] Khansa Sakit part 3 (Final)


Dengan diantar oleh adik ipar, kami berangkat menuju RS Cinere, persisnya di IGD supaya Khansa mendapatkan perawatan intensif mengenai sakitnya. Sampai di lokasi, para perawat langsung dengan sigap memberikan tindakan yang diperlukan, berdasarkan surat rujukan dari Puskesmas, mereka langsung memasangkan infus, mengambil darah untuk dites lagi dan menginstruksikan gw untuk segera booking kamar di bagian Administrasi Rawat Inap di lantai 4 RS tersebut. Gak lama kakak ipar pun tiba, lalu memberitahukan bahwa untuk Kelas III ada kamar tersedia dan sudah dibooking. Namun setelah ditimbang², agar Khansa bisa optimal proses penyembuhannya, kami putuskan untuk ambil kelas 2 yang 1 kamarnya dihuni 3 pasien saja. Memang lebih mahal, tapi tak apalah. Proses booking gak rumit, hanya lama karena antri saja. Setelah menentukan kelas kamar, sang admin segera mencari info kamar yg tersedia dan membookingnya untuk gw. Alhamdulillah, gak lama dapet kamarnya, bayar depositnya juga lancar #thxcitibank™, limitnya masih banyak :p Selepas ngurus pembayaran, gw kembali ke IGD untuk memberikan salinan form booking kamar, lalu Khansa pun dibawa ke kamar perawatannya, di kamar nomor 621a Ruang Aster.

Setelah Khansa masuk kamar, gw segera menghubungi HRD kantor untuk mengabarkan keadaan ini. Gw minta ijin tidak masuk, entah potong cuti apa nggak, selama Khansa dirawat di sana. Karena mamanya harus menemani Ai, kesian AI kalo mamanya harus nginep di RS. Menjelang malam, mamanya dan Ai pun harus pulang. Gw kesian liat Ai yang lagi sumeng karena batuk dan pileknya :( Setelah pulang, Khansa mulai cengeng, dikit² nangis, inget mamanya. Memang, sejak kecil Khansa jarang pisah lama dengan mamanya. Yawda, abis makan malam, sesuai janji gw, Khansa haarus makan dulu supaya cepat sembuh, gw telpon mamanya. Ternyata, di ujung sana sama aja meweknya :'( Apalagi Ai juga ikutan anget kepalanya, jadi parno juga gw. Tapi gw berdoa supaya Ai sehat² aja, kalopun sakit, nggak terlalu parah seperti kakaknya. Abis telpon, Khansa pun tertidur.

Besok paginya, Khansa agak ketakutan karena ritual ambil darah untuk diperiksa. Tapi setelah diliat² jarum di RS ini jauh lebih kecil daripada di Puskesmas, sampai² jadi becandaan, jarum kambing saking gedenya :p OK, ambil darah pertama sukses. Abis itu bertubi² snack dan sarapan pagi berdatangan. jadwal minum obat yg 2x sehari udah jadi keharusan. Tapi karena Khansa seringkali masih kenyang, maka jadwal minum obatnya sering mundur sedikit, nunggu Khansa makan dulu barang sepotong roti. 

Siangnya, hasil tes darah muncul, trombosit Khansa masih di bawah standar. Tadinya kan 96 ribu, trus pas datang ke IGD drop ke 63 ribu. Siang ini dikabarin kalo trombositnya 104 ribu. Naik, tapi belum cukup aman. Udah gitu, hasil pemeriksaan menyatakan widal Khansa positif alias ada indikasi kena tifus juga. Supaya optimal, dokter menyarankan supaya Khansa diberikan obat antibiotik tambahan 2x sehari tiap pagi dan sore. Namun sebelum itu, ada perawat yang melakukan tes alergi terhadap Khansa. Awalnya udah dibilangin sih kalo tes alergi ini emang menyakitkan karena disuntikkan dibawah kulit :( Mau nggak mau, demi kesembuhan, Khansa gw semangati untuk mau melakukan semua hal ini. Gw bilang ke Khansa, sehat itu mahal, tapi sakit itu lebih mahal, jadi jangan mau sakit lama², anak papa harus sehat² semuanya. Alhasil, abis susternya nyuntik tes alergi, gw nggak boleh berhenti niupin itu bekas suntikan, sampe bibir gw berasa monyong permanen gegara lama banget niupinnya :p Kegiatan sore seperti biasa lebih banyak ngobrol sambil becanda. Seperti pertanyaan, 'Kalo suster kan perempuan, nah kalo laki² disebutnya apa ya?' Gw beneran nggak paham istilah² keperawatan, cuma bisa bilang, 'Panggil aja suster laki²' :p Eh, Khansa ketawa cekikikan :p Sampe nggak enak sama pasien sebelahnya :p Hari itu, mamanya dateng agak siang karena mau ngurusin polis asuransi buat biaya RS, namun sayang karena satu hal, polisnya mesti direvisi, akhirnya mamanya nggak lama nemenin Khansa. Malemnya telponan lagi aja sebagai pelepas kangen :)

Besok paginya, ritual ambil darah masih tetep ada, dan seperti biasa, Khansa nangis ketakutan (kesakitan?). Eh, gak lama kakak ipar datang bawain sarapan berupa nasi uduk dalam kemasan bento :) ajib! thx mbak :p
Khansa udah mulai bagus makannya, yang tadinya bisa telat 1-2 jam, sekarang begitu snack dateng, dia makan separuh. Begitu sarapan datang, dia makan yang dia mau, kecuali beberapa menu yang mungkin sengaja disisain buat papanya :p Tapi, so far progressnya memang menggembirakan. Khansa yang tadinya susah makan, jadi lebih baik sekarang. Gw selalu bilang, 'Infus itu nggak akan sanggup ngalahin virus di badan Khansa kalo nggak dibantu sama makanan sebagai sumber energi buat perang melawan penyakitnya.' Yah, analoginya memang seperti perang antara penjahat dan pembaik :) Alhamdulillah, dengan analogi seperti itu, ditambah ritual pagi yang Khansa ogah banget ngelakuinnya, membuat Khansa punya semangat untuk cepat sembuh. 

Kegiatan gw setiap harinya kalo nggak mantau TL di twitter ya cek FB atau foto². Kebetulan pas itu lagi ultah boyband kesukaan Khansa yang ke-3, langsung aja gw minta Khansa untuk pose, lalu gw kirim fotonya via twitter dengan mention mereka :) Yah, semoga mereka baca dan tau kalo anak gw fans mereka :)
Oya, setiap harinya Khansa selalu dikunjungi oleh saudara². Pakde, budenya, kakak² dan adik sepupu, teteh²nya juga, dan tentu saja mama dan Ai, adik tersayang :) Kalo Ai udah dateng, pasti deh ngajak jalan², main. Yawda, tugas nemenin Khansa gantian sama mamanya dulu. Ai paling seneng jalan² ke kantin :p atau di selasar ruang rawat, ada mainan rumah²an dari plastik yang kayaknya disponsori oleh salah satu produk susu bayi ternama. Nah, kalo Ai lagi main rumah²an ini, dia suka nutupin semua jendelanya. Alhasil, jadi gelap dah tuh dalemnya rumah²an :p Abis main, kekna Ai kecapekan, badan dan jidatanya mulai anget lagi, udah gitu mamanya rada parno juga, sampe² pas udah pamit pulang, kirain udah jalan, gak taunya masih nangkring di ruang tunggu pemeriksaan dokter anak. Karena abis dari dokter juga kan, yawda nanya² doang sama susternya, mastiin bahwa angetnya Ai bukan sakit yang sama dengan Khansa. Dari situ, kemudian mereka pun pulang.

Besok paginya, mereka datang. Mama, Ai dan teteh Iying. Mama bilang Ai panas badannya, lagi di bawah sama teteh. Yawda, gw turun jemput mereka. Eh bener, Ai panas, tapi gw yakin itu bukan panas sakit, itu panas kangen :p Iya, gw emang suka gemes sama Ai, sampe² kalo main, becanda segala macem, sampe kayak berantem :p Kadang Ai sampe nangis saking papanya gemes banget. Lalu kami pun kembali ke kamar rawat Khansa, Ai masih minta main rumah²an, sebelum akhirnya kecapekan lagi dan tertidur di gendongan gw. Karena anak gw yg ini makin berat aja, begitu pules, gw minta ijin si kakak untuk sedikit share tempat tidurnya, buat Ai bobo' di sana :) Alhamdulillah, setelah ketemu dan main sama gw, panas Ai berangsur² normal. Oya, Khansa ambil darah lagi tadi pagi, dan hasilnya bagus! Trombositnya naik ke angka 220 ribu :) Subhanallah.. Awalnya perawat bilang, kalo udah sehat boleh pulang. Tapi dokternya melihat Khansa masih agak lemas dan suhu badannya juga relatif hangat sehingga menyarankan untuk istirahat 1 hari lagi. Khansa sempet ragu dan menanyakan apakah masih harus ambil darah lagi. Dokter dan perawatnya tersenyum, sambil menjawab udah nggak perlu ambil darah, cuma harus istirahat aja. Khansa pun nampak tenang mendengar jawaban itu.
Karena nambah sehari lagi, maka rencana pulangnya hari Jumat, sehingga jadwal minum obat dan antibiotik infus yang 2x sehari itu dimajukan supaya Khansa lebih optimal proses penyembuhannya.

Besok paginya, gw mendapati bahwa entah kenapa, hape kesayangan gw yang canggih itu mendadak mengalami disfungsi. Udah coba lepas pasang batre, simcard, memori card, tetep aja blank. Alhasil, si mama nggak berhasil kontak gw karena hape gw emang tinggal satu²nya. Untung si mama langsung ke atas untuk nemuin Khansa. Abis pemberian infus terakhir, perawat ngasih surat pengantar pasien boleh pulang untuk diurus di bagian Kasir Rawat Inap. Syukur alhamdulillah, selama ± 3 hari Khansa dirawar, biaya yang dikeluarkan masih dalam taraf kemampuan gw #walongutangdulusamakartu. Akhirnya Khansa boleh pulang, tapi masih harus kembali kontrol pada tgl 27/4 besok :) Semoga Khansa dan Ai serta kami semua sekeluarga, dan pembaca sekalian selalu diberikan kesehatan dan kemurahan rizki oleh Yang Maha Kuasa, karena sesungguhnya memang nikmat sehat itu mahal adanya, namun nikmat sakit itu lebih mahal lagi biayanya, aamiin~

>> TAMAT <<

Foto Rumah²an





















Foto² ini adalah foto² terakhir yang gw ambil menggunakan hape kesayangan gw, Xperia 10 Mini Pro :'( Semoga ada gantinya yg lebih baik lagi, aamiin~

[Story] Khansa Sakit part 2

Lanjut dari cerita sebelumnya. Hari Sabtu dan Minggu, setelah Khansa berobat ke dokter, alhamdulillah sudah ada tanda² kesembuhan, panasnya tidak setinggi sebelumnya. Bahkan, sepanjang hari Minggu itu, Khansa dan Ai bermain dan bercanda seperti sudah sehat seperti sediakala. Padahal Ai juga sedang demam karena batuk pilek yang dideritanya karena nggak bisa dilarang makan permen dan es krim :(

Senin pagi, anak² sudah bangun, dan seperti biasa mereka bercanda. Khansa yang dapet surat istirahat dari dokter, tidak berangkat sekolah hari itu. Namun, tiba² kami dikejutkan dengan Khansa yang mimisan hidungnya :'( Darah segar membasahi bantal. Langsung aja, mamanya bilang tiduran, tengadah. Padahal yang pernah gw baca, kalo mimisan itu mestinya duduk, supaya darahnya ngalir dan nggak menggumpal di hidung #beda ilmu :p Alhamdulillah, gak lama, mimisan Khansa berhenti. Gw juga nggak punya prasangka apa² soal kejadian itu, sehingga gw berangkat kerja seperti biasanya #siang :p

Sore hari, sekitar pukul 3, mamanya telpon gw, bilang kalo Khansa badannya dingin dan ada bintik² merah di tangan dan kakinya. Waduh! Ada apa gerangan ini?!?! Mamanya minta gw segera pulang, supaya bisa antar Khansa periksa lagi. Sedikit panik, gw pamit ke staff gw, gak lupa sedikit ngebut biar cepat sampainya. Gw kalo ngantor pake motor, lebih nikmat daripada pake mobil #gakmacetbanget

Sampe rumah, gw sentuh Khansa emang agak dingin, mungkin karena gw biasa di ruang AC, jadi standar dingin gw agak 'speleng' :p Karena bingung juga mo dibawa ke mana, antara rumah sakit atau Puskesmas, mamanya telpon temennya, nanya² soal puskesmas. Entah kepikiran apa, akhirnya sore itu, kami antar Khansa periksa ke dokter jaga di Puskesmas. Sampai di lokasi, kami mendaftar, dengan dibimbing temennya bini itu, modal Kartu Keluarga doang, semua free. Kami ngantri agak lama, karena pasiennya ternyata banyak juga. Oya, Puskesmas 24-jam gedungnya terpisah, agak ke dalam, namun nyaman karena sudah ber-AC. Kemudian, 'TINGTONG!' bunyi bel disertai nomor urut antrian yang berubah dengan cepat. Ajib! Sekalinya masuk 7 pasien sekaligus. Nah, di sini gak lama nunggu giliran, karena Khansa segera diperiksa oleh dokter jaga, dipegang tangannya, dilihat dan dipijit² bagian yang bintik² merah itu. Makin deg²an karena sang dokter menyarankan untuk cek darah di lab besok paginya. Kami diberikan surat rujukan untuk melakukan tes darah di lab Puskesmas situ juga.

Besok paginya, kami sudah berada di Puskesmas lagi, kali ini di gedung bagian depan/utama. Pasiennya lebih ajib lagi ngantrinya, bejubel! Kami sudah janjian dengan teman yg semalam, sudah didaftarkan untuk cek darah di lab. Pas lagi duduk nunggu ngantri, eh ternyata surat rujukan dokter semalam nggak kebawa. Alhasil, gw dan istri pulang lagi untuk mengambilnya, sementara Khansa gw titipin sama temen istri yang itu.

Karena ngebut, kami pun gak lama ngambil suratnya. Eh, ternyata masih belum dipanggil juga :p Khansa masih nunggu, wajahnya kuyu. Mungkin karena lemas juga belum sarapan :) Sambil nunggu, gw sempetin foto² keadaan sekitar di Puskesmas, maklum, terakhir gw ke Puskesmas itu pas jaman masih kuliah :p  ada klinik khusus penderita diabetes juga lho. Juga ada klinik gigi. serta mading berisikan informasi tentang seminar dan kesehatan. Foto²nya ntar aja ya? di bagian bawah blog ini biar nggak berantakan :)

Yakk! Akhirnya Khansa dipanggil ke dalam untuk melakukan pengambilan darah. Khansa yang memang takut sama jarum, sempet nggak mau. Terpaksa, supaya nggak ganggu antrian, maka pasien selanjutnya kami persilakan ambil darah duluan. Nah, udahannya, masih tetep nggak mau sambil nangis². Mamanya nggak mau ada di dalem karena bakalan lebih ribed urusannya kalo dah pake emosi. Akhirnya gw peluk Khansa sambil minta tolon sama temen untuk pegangin lengan Khansa supaya nggak gerak saat diambil darahnya oleh petugasnya. Dan bener aja, lengkingan dan tangisannya cetarr membahana seantero Puskesmas saat jarum menusuk lengannya :'( Gw yang juga nggak tegaan serta nggak kuat liat darah, masih memeluknya dengan erat :( Malah jadi pengen ikutan nangis..

Selepas ambil darah, kami masih menunggu hasil tes darahnya. Kami menunggu sekitar 15 menitan, kemudian kami menuju poli-umum untuk mendengarkan hasil tes darah Khansa. Dan sangkalan kami terhadap dugaan itu tidak berhasil. Khansa didiagnosa menderita demam berdarah, karena trombositnya tinggal 96 ribu dari batas normal 150 ribu :( Syok kami mendengarnya. Lalu dokter Puskesmas menanyakan kepada kami akan dirujuk kemana untuk perawatan selanjutnya. Mengingat catatan medis Khansa ada di RS Cinere, kami pun memohon agar Khansa dirujuk ke RS Cinere saja. Eh! Kami malah ditegur karena RS kami bukan yang kerjasama dengan Pemda. Kami pun menjelaskan bahwa kami ini peserta Jamsostek. Eh, malah diomelin, katanya kalo Jamsostek nggak boleh pake KJS. Lha sejak awal sapa juga yang KJS??? Rupanya Puskesmas memang difokuskan bagi rakyat kelas bawah untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai :) hehehe.. sedikit cerita lucu di tengah kegalauan kami terhadap sakitnya Khansa :p

Keluar dari ruangan, mamanya udah nangis² nelpon kakak ipar, minta tolong dibookingin kamar di RS Cinere. Kebetulan memang kakak ipar tinggal di Cinere, jadi akan lebih enak ngurusnya jika dikoordinasikan lebih dulu. Nah, karena si Jojo mobil kami kemarin pulang dari RS Cinere pas berobat itu, kap mesinnya ada bau hangus seperti karet/oli kebakar, maka gw tadinya mo pake taksi aja. Eh ternyata adik ipar bersedia nganterin ke sana pake mobilnya, alhamdulillah..

>> bersambung >>

Foto² Puskemas Condet






[Story] Khansa Sakit part 1

Semuanya berawal ketika Khansa mengalami panas/demam tinggi pada Rabu siang di sekolahnya, di mana ketika itu ibu Guru menyarankan Khansa untuk beristirahat di klinik sekolah. Ya, sekolah Khansa memang memiliki klinik kesehatan sendiri untuk dimanfaatkan para siswa, guru dan orangtua. Karena memang biasanya Khansa suka sakit panas, maka kami hanya memberikan obat² standar penurun panas, termasuk ramuan jahe kunyit yang baik untuk mendinginkan pencernaan. Eh, kok ya sampai hari Jumat tidak reda juga, maka kami pun sepakat untuk memeriksakan Khansa ke dokter anak di RS Cinere pada hari Sabtunya.

Sabtu pagi, kami semua berangkat ke Cinere. Tidak lupa berdoa sepanjang jalan mengingat mobil kami, si Jojo, sudah lama tidak diservis dengan layak. Alhamdulillah, walopun sedikit macet, kami tiba dengan selamat di sana. Supaya cepat, sampai di lobi, Khansa, Ai dan mamanya turun duluan untuk mendaftar, sedangkan gw mencari parkir yang seperti biasa kalo hari Sabtu, pelataran parkirnya seringkali SOLD OUT :p Yah, emang rejeki kagak kemana, akhirnya dapet juga parkir walopun di pojokan deket warung yang nampaknya sudah siang namun belum juga buka.

Abis parkir, gw bawa bekal biskuit untuk cemilan iseng. Sampe di dalem, ternyata Khansa udah duduk² menunggu panggilan. Karena ternyata belum dipanggil juga, mama Khansa minta dibelikan cemilan berupa kacang koro bali yang pernah dilihatnya di Koperasi RS Cinere di lantai 5. Yawda, gw dan Ai pun jalan² ke atas untuk mencarinya. Sampai di atas, gw pun beli kacang koro yang ada di sana. Turun lagi ke tempat nunggu dan ternyata cemilan yg gw beli SALAH! Hmm.. Gak mau ngecewain, gw ajak Ai lagi ke atas untuk mencari yang diinginkan. Sesuai deskripsi, kacang koro bali berwarna putih sudah dikupas dan tinggal dinikmati. Sampe di atas, biar nggak salah, gw nanya sama penjaga Koperasinya, apa ada kacang koro bali seperti dimaksud. Ternyata nggak ada, tapi emang dasarnya pengen jajan x ya? Gw nekad beli kacang bogor + keripik/sale pisang manis :p Dan benar! Sampe di bawah, kacang yg gw beli masih SALAH :p Yawda lah.. Belon rejeki bini gw x ya.. :p

Gak lama setelah itu, giliran Khansa dipanggil untuk diperiksa. Sementara Khansa diperiksa, Ai sibuk sendiri dengan berbagai mainan di ruang periksa dokternya :p Sambil nemenin Ai main, gw dengerin penjelasan dokter yang menganalisa panas tingginya Khansa kemungkinan berasal dari sariawan yang memenuhi tenggorokannya :'( Kemudian ibu dokter memberikan resep yang fungsinya untuk menyembuhkan sariawan, ada puyer untuk mual dan batuk juga, serta antibiotik. Gw baru tau kalo sekarang sistem antrian di RS Cinere sudah demikian rapi, nggak ada lagi srabat-srobot antrian karena sudah ada tiket antrian otomatis seperti di CS² provider telekomunikasi selular :) Yawda, gw segera ambil antrian untuk tebus resep di apotek dalem situ, Khansa, Ai dan mamanya nunggu di kursi deket kasir. Abis setor resep, gw balik ke kasir untuk bayar semua biayanya. Sebelum ke kasir ya ambil tiket antrian lagi :) Gak pake lama juga karena kasirnya ada 4 loket, gw pun bayar lalu kembali ke tempat tunggu depan apotek untuk menunggu panggilan pengambilan obat Khansa. Nah, pas ini agak lama nunggunya karena obat Khansa kebanyakan model puyer yg harus diracik dulu oleh apotekernya. Bahkan, Ai sempet²nya makan siang bekal yang memang sudah disiapkan dari rumah :p Sedangkan gw terpaksa nahan laper sambil makan cemilan yang dibeli tadi. Kelar ngambil obat, udah deh, kami pun pulang ke rumah dengan harapan Khansa bisa istirahat dengan optimal supaya cepat sembuh.

>> bersambung >>