Future of smart
contract memiliki peluang besar mengubah cara bertransaksi
dalam industri kripto yang aman, transparan, akurat, dan efisien. Smart
contract adalah protokol digital yang berjalan dalam infrastruktur blockchain
yang merupakan tulang punggung dari aset crypto itu sendiri.
Teknologi blockchain membuat smart
contract juga bersifat immutable atau
tidak dapat diubah dan hanya bisa ditambahkan. Bukan hanya itu, terdapat
beberapa inovasi teknologi blockchain yang terus dikembangkan untuk mewujudkan
industri kripto yang lebih baik dari sebelumnya.
Proof of Stake vs Proof of Work:
Apa yang Berubah?
Future of smart contract yang menjadi bagian penting dari perkembangan
teknologi blockchain memungkinkan transaksi berjalan otomatis tanpa perlu
persetujuan pihak ketiga. Ini dapat berjalan sendiri dengan code yang sudah
dituliskan.
Jika kondisi sudah terpenuhi sesuai code yang dimasukan, smart contract akan
menjalankan transaksi kripto secara otomatis. Keakuratan transaksi tersebut
kemudian diverifikasi dengan protokol konsensus seperti Proof of Work (PoW) dan
Proof of Stake (PoS).
Proof of Stake sendiri merupakan sebuah
algoritma konsensus yang dikembangkan sejak 2011. Menghadirkan konsensus yang
dinilai lebih baik untuk menggantikan algoritma Proof of Work. PoS sengaja
diciptakan untuk mengatasi kelemahan dari PoW dengan menghadirkan konsep yang
lebih efisien.
PoW memiliki keterbatasan pada jumlah
transaksi yang dapat diproses secara bersamaan. Sedangkan PoS menawarkan
skalabilitas yang lebih tinggi sehingga dapat memproses beberapa transaksi
dalam waktu bersamaan tanpa mengalami perlambatan.
Selain itu, PoW membutuhkan daya listrik
besar yang menjadi salah satu kelemahannya. Hal tersebut yang banyak diprotes
oleh para pemerhati lingkungan karena turut menimbulkan efek gas rumah kaca dan
dampak lingkungan lainnya. PoS dapat menjadi solusi karena penggunaan atau
konsumsi energi yang lebih rendah.
Solusi Layer 2: Meningkatkan
Efisiensi dan Mengurangi Biaya Transaksi
Inovasi teknologi blockchain yang lain
adalah solusi penskalaan Layer 2 untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan atau
throughput setiap jaringan. Blockchain Layer 2 dibangun di atas
blockchain yang sudah ada atau Layer 1 mencakup rollup, blockchain paralel
(side chains) dan off-chain (state channels).
Layer 2 menjadi solusi untuk mengatasi
permasalahan jaringan yang macet karena jumlah transaksi yang besar. Biasanya
ini terjadi pada blockchain yang populer dan memiliki jumlah transaksi yang
terus meningkat.
Volume transaksi yang sangat besar dapat
berakibat pada perlambatan jaringan blockchain. Transaksi Anda akan diproses
lebih lama bahkan 10 menit atau lebih karena kemacetan dalam jaringan tersebut.
Interoperabilitas Blockchain:
Mewujudkan Ekosistem yang Terintegrasi
Pengembangan teknologi blockchain juga
mencakup interoperabilitas atau kemampuan beberapa jaringan blockchain untuk
saling berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Konsep ini bahkan
memungkinkan komunikasi dengan sistem eksternal tanpa hambatan.
Artinya, transaksi dan komunikasi dapat
terjadi pada beberapa jaringan blockchain meskipun memiliki protokol yang
berbeda. Interoperabilitas berperan penting dalam memperluas aplikasi atau
penggunaan teknologi blockchain.
Privasi dan Keamanan di
Blockchain: Tren dan Teknologi Baru
Future of smart contract dan berbagai elemen yang dikembangkan dalam teknologi blockchain saling bekerja sama untuk keandalan transaksi dan data yang tersimpan.
1. Enkripsi
Enkripsi menjadi bagian dari mekanisme
keamanan blockchain dengan mengubah data menjadi string karakter unik yang
disebut hash. Proses enkripsi menghasilkan hash yang berupa gabungan angka dan
huruf, yang mana tidak dapat dihapus ataupun diubah.
2. Algoritma Konsensus
Konsensus dapat meningkatkan akurasi dan
keamanan transaksi. Algoritma konsensus berupa node (komputer) yang saling
terhubung untuk mengkonfirmasi transaksi valid atau tidak.
Pada konsensus terbaru seperti Proof of
State (PoS) dapat menggantikan pihak ketiga dalam memvalidasi transaksi.
Melindungi catatan atau transaksi dari campur tangan pihak lain yang berniat
jahat.
3. Pseudonim
Sistem pseudonim dapat menyimpan
identitas dalam jaringan blockchain menggunakan alamat unik (public key). Jadi, transaksi tidak dapat
dilacak ke pengguna yang bersangkutan untuk melindungi privasi dan keamanan
data.
4. ZKP
Zero-knowledge Proof (ZKP) adalah teknik
kriptografi mutakhir untuk validasi transaksi tanpa harus mengungkapkan
informasi yang bersifat sensitif. Mekanisme keamanan ini dapat diterapkan pada
public blockchain atau jaringan blockchain terbuka. Memastikan transaksi valid
sekaligus menjaga kerahasiaan data tersebut.
5. Mixnet
Privasi dan keamanan dalam jaringan
blockchain juga dapat dioptimalkan dengan teknologi Mixnet. Teknologi ini dapat
menggabungkan beberapa transaksi dari pengguna berbeda agar transaksi tersebut
tidak bisa dilacak.
6. Integrasi Artificial
Intelligence (AI)
Tren Artificial Intelligence atau AI dan
machine learning dapat meningkatkan efisiensi transaksi dalam blockchain secara
signifikan. Melalui alat canggih ini, jaringan blockchain dapat memproses data
dalam jumlah besar secara bersamaan dengan kecepatan tinggi.
7. Analisis Smart Contract
Smart contract memiliki peran penting
dalam menjaga keamanan dan kecepatan transaksi. Perjanjian digital yang
disimpan dalam jaringan blockchain ini mengotomatiskan transaksi dan pencatatan
setiap blockchain.
Menawarkan akurasi tinggi dan memastikan
tidak ada transaksi yang terlewat. Smart contract dapat mengidentifikasi
anomali dari sebuah transaksi dengan cepat.
Itulah pembahasan mengenai future of smart contract dan berbagai elemen yang
dikembangkan dalam teknologi blockchain. Membawa perubahan pada industri kripto
yang lebih transparan, cepat, akurat, serta privasi dan keamanan yang lebih
terjamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar