Artikel Unggulan

ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405), Ultrabook Pertama dengan AI Prosesor

  ASUS mengumumkan Zenbook 14 OLED (UX3405), laptop ultraportable premium pertama yang dibekali oleh prosesor bertenaga AI, Intel® Core™ Ult...

Roti Gambang dan Kisah Awal Kedekatanku Dengannya

 


Saya kurang ingat persis kapan tepatnya saya mengenal roti gambang. Yang saya ingat hanyalah ketika saya membeli dan mencoba roti gambang dari tukang roti Lauw di Jakarta. Saya suka roti gambang karena bikin kenyang. Selain itu citarasanya mirip dengan kue-kue ala Belanda. 

Kala itu, saya sudah lulus kuliah dan baru mulai bekerja di salah satu stasiun televisi nasional di Jakarta. Kantor pusatnya di daerah Kuningan, tower transmisinya di Meruya. Saya ditempatkan sebagai MIS Staff di sebuah gedung di daerah Mampang, bergabung dengan departemen lain seperti Finance, Traffic, HRD dan GA.

Saya berjumpa dirinya pertama kali sebagai sekretaris di Dept. Finance tatkala saya melamar pekerjaan di perusahaan tersebut. Ketika saya ditawari minuman, saya menggunakan panggilan Bu, yang membuatnya sedikit tersentak. Tidak disangka tidak diduga, ternyata usia kami hanya terpaut 8 hari saja. Alhamdulillah, saya diterima untuk bekerja di perusahaan tersebut, dan lambat laun hubungan kami tercipta bukan sekadar hubungan kerja semata. 

Selama bekerja dan bergaul, saya seringkali memberikan bingkisan berupa makanan. Selain chiffon cake dengan balutan pita ungu, saya pun pernah memberikan roti gambang, sebagai pertanda, meski nampaknya dia kurang peka.

Singkat cerita, dia menjadi istri saya, dan selama perjalanan kehidupan pernikahan kami, dia banyak mengulik resep masakan. Pada dasarnya memang dia cukup piawai dalam mengolah masakan. Tidak hanya resep masakan turun temurun dari keluarga besarnya di Palu, namun juga memodifikasi resep masakan yang ada agar lebih sesuai dengan selera anggota keluarga. Istilah jaman jigeumnya, recook.

Ki-ka : Gulai Domba, Ayam Teriyaki

Kembali ke kisah roti gambang, beberapa bulan silam, teman saya, Mbak Katerina, mendapatkan oleh-oleh berupa kue di dalam toples. Jika merujuk dari deskripsi yang disampaikan, 90% itu adalah kue gambang dalam kemasan toples. Biasanya kue ini dijual di warung-warung dekat sekolahan. Cuma, yang bikin saya bingung, katanya ada isi/rasa-rasa di dalamnya, seperti contohnya rasa nanas. Bingung? Tentu! Lha wong biasanya kue gambang warung SD ya cuma gitu doang, tanpa isi, dan murah. Sebijinya cuma 2000 rupiah.

Ilustrasi kue gambang dalam toples

Dari situ akhirnya mulai hunting kue/roti gambang yang biasanya mudah ditemui di suatu daerah, tapi tidak di daerah lain. Kalau cuma beli, kayaknya semua bisa. Bahkan gak usah hunting tukang roti keliling, atau nyamperin warung-warung di dekat sekolahan, pesan online pun sekarang bisa. Terima kasih UMKM dan marketplace

Berhubung istri bisa bikin-bikin, why not coba bikin roti gambang sendiri dengan bahan-bahan yang tersedia di rumah? Yah, siapa tahu bisa menambah lini produk dari Roti Raika. Sebagai referensi, istri mencoba resep yang tersedia di https://nccjajantradisionalindonesia.blogspot.com/2013/04/roti-gambang.html yang resep aslinya diperoleh dari Femina Online.

 Resep Roti Gambang (modifikasi oleh Rainy) 

Bahan :

  • 180 gram gula merah, sisir
  • 75 ml air
  • 300 gram tepung terigu protein sedang
  • 125 gram tepung roti
  • 50 gram gula pasir
  • 1 sendok teh soda kue
  • 1 1/2 sendok teh baking powder
  • 1 sendok teh kayumanis bubuk
  • 1 butir telur
  • 50 gram margarin
  • 25 ml air untuk olesan
  • 20 gram wijen, sangrai untuk taburan

Cara membuat roti gambang :

1. Rebus gula dan air sampai larut, saring dan dinginkan.

2. Campur tepung terigu, tepung roti, gula pasir, soda kue, baking powder, kayu manis, dan telur. Uleni hingga tercampur rata.

3. Tuangkan air gula sedikit-sedikit sambil diuleni rata. Tambahkan margarin. Uleni rata sampai adonan halus. Lalu diamkan 20 menit.

4. Timbang adonan 40 gram dan bentuk lonjong. Oles dengan air dan taburkan wijen di atasnya.

5. Panggang adonan roti gambang dalam oven bersuhu 180 derajat selama 25 menit. Selanjutnya roti gambang bisa disajikan.

Roti Gambang fresh from the oven (Roti Raika)

Meski di resepnya, roti gambang menggunakan gula merah, namun kami menggunakan gula aren sebagai salah satu bahannya, dengan pertimbangan, katanya lebih sehat. Kebetulan stok gula aren kami juga masih banyak. Eh, tapi apa benar gula aren lebih sehat daripada gula pasir? Ada obrolan menarik di grup yang membahas tentang gula aren ini. Aku share ya? Berikut ini adalah penjelasan dari Mbak Evi Indrawanto mengenai gula aren. 

Gula aren pun tetap gula, keistimewaan mereka bukan pada low calorie. Meski tidak setinggi gula pasir, namun lebih kepada proses pembuatannya yang berlangsung secara alami. Tidak dimurnikan, tidak diberi pemutih, jadi beberapa kandungan nutrisinya masih tertinggal di dalam. Kalau gula putih tinggal gula saja, sudah enggak ada nutrisinya. Gula aren terbuat dari nira pohon enau, sejak niranya menetes dari tandan bunga jantan, langsung mengalami fermentasi. Untuk mencegah peragian, nira yang asam tidak bisa dijadikan gula aren, ditambahkanlah pengawet ke penampung niranya. Nah dari sini kita mulai bicara produk organik dan anorganik. Produk organik akan menggunakan pengawet alami yang berasal dari tetumbuhan. Sementara yang ingin gampang dan murah biasanya menggunakan pengawet kimia sintetis. Yang jelas gula aren di pasaran memang banyak yang campuran.

Nah! Sudah cukup jelas kan? Agar roti gambang yang kita buat tetap menyehatkan, alangkah baiknya jika mulai sekarang kita menggunakan gula aren organik sebagai bahan baku utamanya. Gula aren organik ini enggak cuma bisa buat makanan, tapi juga bisa digunakan sebagai tambahan pemanis pada minuman, seperti contohnya kopi susu kekinian itu, kopi susu gula aren.

Es Kopi Susu Gula Aren buatan sendiri

Gimana? Cocok banget kan? Roti gambang sebagai kudapan di sore hari, ditemani dengan segelas es kopi susu gula aren buatan sendiri yang dijamin higienis. Apalagi kalau roti gambangnya mengembang sesuai harapan. Jujurly, saya sebagai bakeman, paling suka melihat adonan roti mengembang di dalam oven. Lalu, pas sudah kelar, ketika pintu oven dibuka, semerbak harum aroma rotinya itu juga bikin kita bangga sama segala usaha yang telah kita lakukan sebelumnya.

Tekstur dalam roti gambang

Saya sendiri masih suka membeli roti gambang dari tukang roti keliling, meskipun mungkin sudah bisa membuatnya sendiri. Berhubung di rumah yang suka cuma saya sendiri, sepertinya lebih ekonomis kalau beli daripada bikin. Tapi tidak menutup kemungkinan kelak roti gambang kami produksi untuk dijual, sebagai bagian dari keluarga besar produk Roti Raika. Semoga keinginan ini bisa terwujud, sekaligus merecharge semangat jualan roti yang masih belum konsisten semenjak serangan pandemi.

Terima kasih kepada Indonesian Food Blogger yang telah menyelenggarakan IDFB Blog Challenge ini. Bahasan tentang roti gambang, mengingatkan lagi masa-masa dahulu ketika saya sedang mencari pasangan hidup, yang setia menemani hingga saat ini.

Salam kompak persahabatan selalu..

4 komentar:

  1. Wah senangnya. Awalnya suka ngasih hadiah roti, ternyata berjodoh dengan perempuan yg juga pintar cooking n baking :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.. bahasa cinta saya sepertinya yang model ngasih-ngasih :D

      Hapus
  2. Roti gambang yang menggunakan gula merah organik, terutama yang dibuat Raika Bakery, wah mantaaafff..Setelah mencoba sendiri, benaran yang tadinya gak begitu suka roti gambang, jadi langsung jatuh cinta. Mantap sekali dinikmati dengan kopi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah! Terima kasih atas gula aren yang ngeblend dengan adonan roti gambang kami..

      Hapus