Artikel Unggulan

Makna IP Rating pada Gawai

Kita sering menemukan istilah IP sekian-sekian ketika sedang membaca spesifikasi teknis sebuah gawai. Kode ini umumnya digunakan untuk meruj...

Tampilkan postingan dengan label accessories. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label accessories. Tampilkan semua postingan

6 Aksesoris Smartphone Kekinian Yang Wajib Kamu Punya!

Sumber : garageo.com

Menambah tampilan smartphone merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi sebuah smartphone. Oleh sebab itu, kini semakin banyak penjual aksesoris smartphone mulai dari offline yang ada di toko-toko smartphone maupun online. Mulai dari fungsi, pengamanan untuk smartphone dan variasi, aksesoris smartphone kini sudah memiliki berbagai macam.

Bahkan bisa dibilang hampir setiap tahun aksesoris smartphone semakin berkembang. Hal ini tentunya akan merugikan para counter yang tidak mengikuti perkembangan zaman seolah-olah mereka akan tertindas oleh teknologi sekarang ini. Nah, buat kamu yang smartphonenya ingin terlihat lebih kekinian dan tidak ketinggalan zaman. Kali ini kami akan memberikan beberapa aksesoris hp kekinian yang bisa menjadi pilihan terbaik kamu. Check di sini, yuk!

1. OTG


Sumber : ucingshop.blogspot.com

On The Go atau yang lebih dikenal sebagai OTG. Dengan OTG ini kamu tidak perlu lagi kerepotan membawa laptop kemanapun dan kapanpun ketika ingin mengoperasikan perangkat yang biasa digunakan pada laptop maupun komputer seperti flashdisk maupun Card reader. Sayangnya tidak semua smartphone bisa menggunakan OTG ini karena mungkin belum dilengkapi dengan fitur On The Go.

Tidak hanya membaca dan menulis data di flashdisk dan card reader saja tetapi dengan OTG ini kamu juga bisa menggunakan smartphone lain untuk mass storage bahkan bisa juga untuk HID (Human Interface Devices) seperti keyboard, mouse dan gamepad.

2. OK Stand


Sumber : indiamart.com

Dengan aksesoris smartphone yang satu ini kamu tidak perlu lagi mencari sandaran untuk menonton film melalui smartphone. Karena aksesoris ini akan menjadi sandaran bahkan memegang smartphone kamu ketika memainkannya entah itu dalam posisi landscape maupun portrait. Tidak hanya digunakan untuk smartphone saja tetapi aksesoris ini juga bisa untuk menyangga tablet, sehingga sangat cocok buat kamu pengguna tablet.

3. Powerbank dengan bentuk unik


Powerbank Unik & Lucu

Bagi kamu yang gemar travelling atau hangout, powerbank merupakan salah satu aksesoris smartphone yang wajib kamu miliki. Dengan adanya powerbank tidak perlu lagi merasa cemas dengan daya baterai smartphone yang habis dimanapun dan kapanpun kamu berada.

Seiring perkembangan teknologi kini banyak powerbank yang memiliki berbagai macam bentuk dan memiliki motif. Smartphone kamu akan terlihat lebih menarik ketika menggunakan powerbank yang memiliki bentuk unik serta motif indahnya.

4. Gorilla pod


Sumber : bestbuy.com

Buat kamu penggemar selfie atau bahkan ngevlog ketika liburan sangat wajib untuk memiliki aksesoris smartphone yang satu ini. Gorilla pod ini di desain seperti halnya tripod. Perbedaan Gorilla pod dengan tripod adalah dari ketiga kakinya yang elastis sehingga kamu bisa meletakkannya pada bagian apapun seperti tiang, tanah, berbatu atau bahkan miring. Sehingga dengan Gorilla pod ini kamu bisa mengambil video atau foto dalam banyak posisi dan kamu akan mendapatkan hasil yang mengesankan.

5. Case smartphone 4D


Sumber : Shopee Indonesia

Teknologi sekarang ini sudah berkembang begitu pesat. Buktinya saja sudah banyak case smartphone memiliki bentuk yang unik dan menggemaskan, jadi tidak hanya berfungsi sebagai pelindung saja melainkan membuat smartphone kamu juga lebih menarik. Oleh sebab itu banyak pemburu aksesoris yang ingin mendapatkan case smartphone 4D.

6. VR (Virtual Reality)


Sumber : idntimes.com

Dengan Virtual Reality atau yang biasa disebut VR ini kamu akan dapat merasakan pengalaman menonton film dan bermain game yang hebat. Dikatakan hebat karena ketika menggunakan VR entah itu untuk menonton film maupun bermain game seolah-olah kamu akan berada di dalamnya. Sehingga banyak para pengguna smartphone memburu aksesoris yang satu ini.

Demikian beberapa aksesoris smartphone kekinian dan akan membuat smartphone kamu lebih menarik bahkan terlihat canggih. Bagaimana guys tertarik untuk memiliki salah satunya?

Besar, Panjang, dan Tahan Lama! Inilah dia, ASUS ZenPower Ultra!

Belakangan ini, kebutuhan umat manusia mulai bergeser dari fitrah awalnya. Yang tadinya hanya berupa sandang, pangan dan papan, sekarang mulai bertambah menjadi smartphone, koneksi internet dan colokan listrik/baterai yang awet. Beberapa produsen perangkat elektronik secara jeli melihat peluang ini sebagai prospek bisnis yang menjanjikan. Dan hadirlah sebuah perangkat pendukung gawai berupa alat penyimpan daya, yang senantiasa kita sebut dengan istilah asingnya, power bank.

Berbagai merk berlomba-lomba menghadirkan berbagai jenis dan kapasitas power bank supaya diserap oleh pasar, namun sayangnya, merk yang tercantum di sana, walau terdengar ternama, belum jaminan bahwa itu merupakan produk asli yang mereka ciptakan. ASUS menghadirkan sekaligus memberikan jaminan bahwa setiap produk powerbank yang mereka buat, selama dibeli di rantai distribusi resmi, merupakan produk asli yang berkualitas tinggi. ASUS pertama kali merilis ZenPowernya dengan kapasitas 9600mAh dan 10050mAh, sebuah power bank berukuran kartu kredit, namun tebal dan mantap. Dilanjutkan dengan ASUS ZenPower Pro yang memiliki kapasitas 10050mAh namun dengan sedikit perbedaan dibandingkan dengan ZenPower terdahulu.


Kali ini, gue akan membedah satu lagi produk power bank terbaru dari ASUS, yaitu ASUS ZenPower Ultra, dan akan dimulai dalam segmen..

UNBOXING

Box Kemasan ASUS ZenPower Ultra

Kemasan ASUS ZenPower Ultra ini sangat berbeda dengan ZenPower sebelumnya yang pipih. Kali ini kemasannya seperti balok panjang, tinggi menjulang. Ketika dibuka, di dalamnya masih ada box berwarna putih, dengan dua kompartemen yang membagi ruang di dalamnya, satu berisikan unit power bank, dan satu lagi berisi buku dokumen, kabel dan sarung/pouch untuk melindungi power bank supaya mudah dibawa lengkap dengan kabelnya, serta supaya tidak baret karena benturan.

Isi di dalam paket penjualan ASUS ZenPower Ultra

ASUS ZenPower Ultra ini tercatat memiliki kapasitas daya sebesar 20100mAh, kurang lebih 2x kapasitas ASUS ZenPower/Pro. Pada bagian ujungnya terdapat dua port USB untuk mengisi daya gadget, satu port micro-USB untuk mengisi daya power bank, serta satu lampu LED yang dapat menyala dan berfungsi sebagai senter bila sedang diperlukan. Sebuah tombol power untuk mengaktifkan pengisian daya saat mengisi baterai gadget, bila ditekan lama, maka lampu LED yang akan menyala. Untuk mematikannya, tekan saja kembali tombol power tersebut. Selain itu, ada empat lampu indikator untuk menunjukkan kapasitas daya yang ada di dalam ASUS ZenPower Ultra ini.

Tampak kedua ujung dari ASUS ZenPower Ultra

Ukuran fisik dari ASUS ZenPower Ultra ini kurang lebih dua kali daripada ukuran ASUS ZenPower versi sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Perbandingan ukuran dengan ASUS ZenPower terdahulu

Dengan ukuran ekstra panjang, tentunya akan memiliki dampak pada berat power bank secara keseluruhan. Benar saja, ASUS ZenPower Ultra ini memiliki berat hampir setengah kilogram. Cukup lumayan mantap bila dibawa-bawa ke mana saja, asalkan jangan sampai ketiban/kejatuhan, hati-hati saat sedang menggunakannya.

Berat ASUS ZenPower Ultra tidak sampai 0,5 kg

Sebelum gue melakukan tes beban, seberapa banyak gadget yang bisa diisi ulang baterainya dengan menggunakan ASUS ZenPower Ultra ini, pertama-tama gue harus mengisinya hingga penuh terlebih dahulu. Dan hal ini akan gue bahas di segmen..

ReCharging!

ASUS ZenPower Ultra ini diklaim telah memiliki kemampuan Quick Recharge, yang menjamin pengisian daya power bank lebih cepat, karena telah mendukung input pengisian sebesar 2A pada tegangan 5V dan atau 9V. Tak perlu banyak kata, gue langsung melakukan pengisian daya sekaligus pencatatan waktu. Untuk adapter chargernya, gue menggunakan kepala charger milik ASUS Zenfone 2 Intel yang memiliki keluaran sebesar 2A. Dan inilah durasi yang berhasil gue catat ketika sedang mengisi daya pada ASUS ZenPower Ultra.

Lama Charging dari 0 sampai Full

Tidak sampai 8 jam, ASUS ZenPower Ultra sudah terisi penuh, dan dapat langsung dimanfaatkan untuk mengisi gadget lain yang sedang membutuhkan daya karena low-batt. Durasi pengisian akan berbeda jika kita menggunakan kepala charger milik Zenfone lain yang umumnya hanya sebesar 1.5A saja, di mana kemungkinan besar, lama pengisiannya akan melebihi waktu psikologis pengisian powerbank, yaitu 8 jam.

Unleashed The Power!

Setelah terisi penuh, maka tes pertama yang gue lakukan adalah mengisi ulang baterai ASUS Zenfone 3 (ZE520KL) yang menjadi smartphone utama gue saat ini. Aplikasi pengukuran arus yang gue gunakan adalah Ampere, bisa diunduh dari Google PlayStore™. Pengisian gue lakukan dengan menggunakan kabel charger USB-C bawaan ASUS Zenfone 3, dimulai ketika kapasitas baterai pada smartphone berada pada level 5%.

Kondisi baterai smartphone sebelum dicharge

Untuk mencatat durasi pengisian, kabel charger gue colok pada saat waktu menunjukkan pukul 12.03 WIB.

Mulai charging pada 5%

Pengisian baterai dari 5% ke 50% ditempuh dalam waktu 50 menit. Berdasarkan pencatatan melalui aplikasi, arus yang dialirkan dari power bank ke smartphone juga relatif fluktuatif.

Terisi 50%

Setelah berlangsung selama kurang lebih satu jam, akhirnya baterai smartphone gue, ASUS Zenfone 3, mencapai 60%.

Mencapai 60%

Dan akhirnya, baterai smartphone terisi penuh setelah dicharge selama kurang lebih 2 jam 24 menit. Kondisi smartphone saat diisi adalah idle normal, mobile data aktif, bukan dalam keadaan airplane mode.

Terisi penuh - 100%

Selanjutnya, gue melakukan charging pada unit yang kedua, yaitu ASUS Zenfone 2 Intel, dengan menggunakan kabel bawaan dari ASUS ZenPower Ultra. Mulai pengisian pada level 15%, dan hasilnya dapat disimak pada gambar berikut ini.

Durasi Charging Zenfone 2 Intel (Fast Charging Aktif)

Unit ke-tiga yang mendapat giliran pengisian adalah smartphone Andromax A dari Smartfren. Pengisian dimulai pada level 9%, aplikasi yang digunakan tetap Ampere, dan kabel yang digunakan masih dari bawaan ASUS ZenPower Ultra.

Kondisi awal sebelum pengisian baterai pada 9%

Posisi kapasitas baterai tertera 61% setelah mengalami pengisian selama kurang lebih 1 jam 34 menit.

Terisi 61%

Namun ternyata, untuk mencapai pengisian full 100%, Andromax A ini menempuhnya selama 3 jam 14 menit pengisian. Memang saat diukur, arus yang masuk tergolong kecil, rata-rata hanya 600mA saja. Mungkin ini yang menyebabkan proses pengisian jadi lebih lama daripada unit yang lainnya, atau mungkin juga, khusus unit ini belum mendukung fitur Quick Charge yang diusung oleh ASUS ZenPower Ultra ini.

Terisi penuh 100%

Hingga saat ini, jumlah unit yang sudah diisi dengan menggunakan ASUS ZenPower Ultra sebanyak 3 unit. Selepas masa uji coba terukur ini, gue masih sempat melakukan charging untuk ASUS Zenfone 3 sekali lagi, sehingga totalnya sudah 4 kali unit yang diisi hingga penuh.

Kondisi saat ini, tinggal 1 saja lampu indikator pada ASUS ZenPower Ultra yang menyala. Percobaan terakhir adalah melakukan dual charging secara bersamaan antara ASUS Zenfone 3 dan ASUS Zenpad 7. Kedua unit mulai diisi pada level 10%, dan pada akhirnya, daya pada power bank tersebut habis sama sekali, dan kapasitas baterai pada gadget yang diisi adalah 63% untuk Zenpad 7, dan 51% untuk Zenfone 3. Gue nggak tau deh ini hitungannya 1 atau setengah, karena memang pas saat terakhir, gue sengaja ngetes drain power dari kedua port USB secara bersamaan.

Sebagai kesimpulan sementara, pada unit smartphone yang sudah mendukung fast-charging, pengisian baterai pada smartphone terasa cukup cepat, hingga mencapai level 60%. Ini terbukti dan terasa pada ASUS Zenfone 2 Intel yang gue miliki.

ASUS PowerSafe Technology

ASUS juga memastikan soal keamanan perangkat powerbank ini, dimana biasanya kita sering melakukan charging sambil ditinggal tidur atau perangkat smartphone kita terlalu lama terkoneksi dengan powerbank saat sedang melakukan pengisian daya. Istilahnya kebanyakan dalam bahasa Inggris, bisa disimak pada gambar berikut ini.

Fitur Proteksi pada ASUS ZenPower Ultra

Kurang lebihnya, ASUS telah memberikan perlindungan untuk temperatur, hubungan pendek/korsleting, over voltase, over arus/current, over charging/discharging, input reverse direction dan adapter. Intinya, ASUS ZenPower Ultra ini aman untuk digunakan.

Konklusi

Bila anda sering bepergian, dan kebetulan gadget anda lebih dari satu, maka ASUS ZenPower Ultra ini bisa jadi solusi yang tepat saat sekitar anda tidak ada sumber listrik. Ya! Kapasitas besarnya, mampu menangani dua gadget sekaligus tanpa kendala. Dengan berat tidak sampai 0,5 kilogram, ASUS ZenPower Ultra ini layak untuk diandalkan sebagai penyedia sumber daya mobile gadget anda. Oya, menurut informasi di toko online, harga ASUS ZenPower Ultra ini sekitar Rp. 750.000,- saja. Namun ketika gue cek saat tulisan ini dibuat, stoknya sangat terbatas (referensi blibli.com).

[Review] ASUS ZenPower Pro, Powerbank dengan Dual USB port & Built-in Senter

Halo semua.. Jumpa lagi dengan gw yang kali ini akan membahas mengenai powerbank ASUS ZenPower Pro. Apa sih bedanya dengan ASUS ZenPower terdahulu? Yukk kita simak bareng²..

ASUS ZenEar & ZenPower Pro
Unit ini gw terima langsung saat menghadiri event ASUS ROG Unleashed 2016 beberapa waktu yang lalu di Hardrock Cafe, Pacific Place. Abaikan ZenEar-nya, karena itu gift dari ASUS untuk semua yang hadir saat acara ;) #thankyou #ASUS. So, let's unbox this!

Unboxing


Seperti biasa, paket minimalis, hanya berisikan kartu garansi dan manual selain tentunya powerbank beserta kabelnya. Sayang sekali, kabelnya hanya satu, coba seandainya dapat dua.


Bagian port masih disegel stiker kerts bertuliskan itu. Jika ingin menggunakannya, mesti dicopot dulu itu stikernya.


Pada bagian belakang box, dapat disimak beberapa informasi singkat mengenai spesifikasi ASUS ZenPower Pro ini.



Setelah stiker segel dibuka, nampaklah tampilan seperti di atas. 1 port mini-USB untuk charging powerbank, 2 port normal USB untuk men-charge gadget, 4 LED indikator, 1 LED senter dan tombol power. Saat diterima, powerbank masih berisi daya sebanyak 2 LED indikator.


Oleh sebab itu, gw menggunakannya sampai daya habis dan baru kemudian mengisinya kembali.

Fungsi Senter


Jika pada ZenPower terdahulu, kita harus membeli USB LED lamp untuk fungsi penerangan kala mati listrik, untuk unit ZenPower Pro ini tidak perlu lagi. Caranya, tekan tombol power agak lama, sekitar 2-5 detik, maka lampu LED akan menyala. Lampunya cukup terang, terutama dalam keadaan tidak ada sumber cahaya sama sekali. Untuk mematikannya, caranya sama. Tekan dan tahan tombol power agak lama, sampai lampu mati.

Re-Charge!

Setelah daya terpakai habis, maka gw pun melakukan pengisian ulang. Oya, powerbank yang gw terima ini memiliki kapasitas 10050mAh, sama seperti unit yang gw terima dahulu.


Saat pengisian berlangsung, lampu indikator akan berkedip-kedip, dari 1 bar, sampai akhirnya jika sudah penuh, ke-empat lampu indikator akan nyala bersamaan tanpa ada kedipan lagi. Durasi pengisian hingga penuh masih sama dengan ZenPower lama, yaitu sekitar 5-6 jam saja.

Charging Single Device! 

Setelah penuh, gw kemudian melakukan pengisian terhadap smartphone gw yang sudah mulai low-batt. Spesifikasinya adalah Zenfone 2 Intel ZE551ML (4/32).


Pengisian dimulai ketika baterai hape gw menjejak angka 15% dan waktu pengisian dimulai tepat pukul 6.15 WIB. Dengan keluaran sebesar 2.4A tiap portnya, ASUS ZenPower Pro ini sudah mendukung fitur BoostMaster, FastCharging, QuickCharging, BoostCharge yang dipercaya dapat menghemat waktu pengisian.


Pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa fitur BoostCharge telah menghemat waktu pengisian selama 1 menit dengan mematikan 7 aplikasi yang cukup memakan daya. Nice..


Dan pada pukul 8.30 WIB, hape Zenfone 2 Intel gw sudah terisi penuh 100% lengkap dengan 10 menit trickle time-nya. Total durasi pengisian kurang lebih 2 jam 15 menit.


Dan berdasarkan indikator LED pada powerbank, masih menyisakan 3 bar lagi. Artinya, untuk pengisian ZF2 Intel sampai penuh, hanya memerlukan kurang lebih 1 bar saja. Tidak jauh berbeda dengan ZenPower yang lama.

Charging Devices! Double!!

Dengan mengandalkan sisa daya pada powerbank sebanyak 3 bar, gw melanjutkan pengisian terhadap 2 tablet yang ada di rumah, yaitu Zenpad 7 tanpa audio cover dan HP Slate VoiceTab 7 hasil menang doorprize di event VMware tahun lalu.


Untuk Zenpad 7 kapasitas baterainya menginjak 14%, sedangkan Slate masih 51%. So, bagaimana jika kita lakukan double-charging sekaligus? Kenapa tidak? Ayo kita tancapkan!!


Waktu pengisian dimulai pukul 10.44 WIB. Pada gambar di atas tampak bahwa kedua tablet diisi dalam keadaan hidup namun tidak digunakan untuk aktifitas.



Pada pukul 12.00 WIB, tablet HP Slate sudah terisi penuh, sedangkan ASUS Zenpad 7 masih berada di 71%. Proses pengisian masih dilanjutkan dengan mencabut unit yang sudah penuh dari ZenPower Pro.



Sekitar 1 jam lebih kemudian, tepatnya pada pukul 13.18 WIB, proses pengisian berhenti. nampak ASUS Zenpad 7 hanya terisi 81% saja, dan daya pada powerbank ASUS ZenPower Pro sudah terkuras habis.

Perbedaan Fisik

Pada ASUS ZenPower dan ZenPower Pro ini memiliki perbedaan fisik yang nyata. Selain jumlah port dan fitur senter LED pada ZenPower Pro, secara fisik keduanya dapat dibedakan dengan jelas.



Secara berat, hanya sedikit perbedaannya.

Kesimpulan/Konklusi

Jika sebelumnya sudah memiliki powerbank, perbedaan fitur yang diberikan oleh ZenPower Pro ini sebetulnya tidak terlalu signifikan, karena fungsi utama powerbank adalah memberikan dukungan saat gadget kita low-batt di tempat yang tidak ada sumber daya listrik. Fitur senter/lampu juga bisa diakomodir dengan modal 15 ribu saja untuk membeli lampu LED stick. Namun jika belum memiliki powerbank sama sekali, ASUS ZenPower Pro ini layak untuk dipertimbangkan karena beberapa poin berikut ini :

1. Built-in LED Light, sangat berguna saat berada dalam kegelapan, bisa digabungkan dengan fungsi LED light dari hape untuk cahaya yang lebih terang.
2. Dual USB port, memberikan kesempatan untuk melakukan pengisian dua gadget di saat yang bersamaan. Jika kita memiliki beberapa gadget yang kebetulan low-batt secara bersamaan, atau berbagi dengan rekan yang sedang low-batt juga disaat kita sedang melakukan pengisian. Fungsi sosialnya dapet di sini :)
3. Fast-Charge Ready, untuk smartphone atau gadget yang sudah mendukung fitur tersebut, sehingga mampu menghemat waktu pengisian.

Mengenai informasi harganya dan lokasi toko, kelak gw update karena hingga saat ini gw pun belum mendapatkan informasinya. Di store.asus.com/id pun ternyata unit ini belum ada.

Terima kasih kawan² pembaca, semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.

[Review] ASUS ZenFlash (AFLU002)

Hai semua.. Jumpa lagi di tulisan gw yang ke sekian kalinya.. Bukan kebetulan kalo kemarin gw mendapat kiriman sebuah paket misterius. Penasaran? Hahaha.. Nggak juga kali ya? Kan udah ketahuan dari judulnya :p Anyway, paketnya agak berbeda dari biasanya karena dipacking kayu segala.


Kenapa berbeda? Karena biasanya paketnya cukup dikirim dalam wujud nan sederhana, berbalut plastik anti basah dari expedisi.


Karena penasaran pengen langsung testing, pembungkus langsung gw robek dan nampaklah isi di dalamnya. Tadaaa!!! Sebuah aksesoris dari ASUS berupa ZenFlash.


Pada kemasan depan, di bagian yg gw lingkari, terdapat keterangan bahwa produk ini dikhususkan atau hanya dapat berfungsi pada smartphone ASUS Zenfone 2 series. Pada bagian belakang, nampak keterangan sebagai berikut.


Kemasannya sederhana, tidak berbeda jauh dengan aksesoris ASUS LolliFlash yg beberapa waktu lalu gw review. Dan ketika gw buka, isinya adalah seperti ini.


ASUS ZenFlash dan pelindung karet berwarna biru, 2 lembar manual dan warranty, dan 1 velcro berperekat untuk cadangan.

Karena produk ini hanya kompatibel dengan ASUS Zenfone 2, maka secara singkat gw melakukan testing terhadap ASUS Zenfone 2 Laser juga. Untuk dapat memanfaatkan aksesoris ini, diperlukan aplikasi ZenFlash yang dapat diunduh dari PlayStore™.


Pada ASUS Zenfone 2 Intel, aplikasi ini sudah tersedia, jadi kita tidak perlu mengunduhnya lagi, namun tidak demikian pada ASUS Zenfone 2 Laser. 

Cara menggunakannya cukup mudah, pertama lepaskan unit ZenFlash dari sarung karetnya, dalam hal ini, gw punya berwarna biru, lalu coba telusuri dan lepaskan ujung kabel USB. Setelah terlepas, kurang lebih wujudnya seperti berikut ini.
source image : ebay.com
Di bagian belakang ZenFlash, terdapat perekat velcro untuk ditempelkan di bagian belakang unit smartphone. 


Berdasarkan referensi peletakan, maka gw coba ikuti apa adanya. ZenFlash gw posisikan di antara tulisan ASUS dan Zenfone. Lalu gw masukkan kepala USB ke port pada smartphone.


Karena aplikasi ZenFlash Camera sudah terpasang, saat kabel USB dihubungkan, maka secara otomatis smartphone akan mendeteksi adanya perangkat ZenFlash, dan menampilkan informasi sebagai berikut.


Perlu diingat bahwa aksesoris ini hanya berfungsi dengan aplikasi ZenFlash Camera. Dan jika kita OK-kan maka selanjutnya aplikasi ZenFlash Camera akan dijalankan.


Sebelum lanjut ke antarmuka aplikasi, muncul peringatan lagi agar selalu melepaskan kabel ZenFlash saat tidak digunakan.


Hal ini mungkin untuk menghindari borosnya baterai (mungkin..) Selain itu, mengingat orang Indonesia kurang suka membaca manual, mungkin hal ini bisa diperhatikan lebih seksama, di bagian Safety Notices.


Penggunaan ZenFlash selama 10x jepretan berturut² dalam tempo 1 menit dapat mengakibatkan kepanasan pada aksesoris. Perlu diingat pula bahwa aksesoris ini menggunakan Xenon Flash yang sangat terang.

Baiklah, lalu seperti apa tampilan saat kita akan mengambil gambar foto dengan menggunakan aplikasi dan aksesoris ZenFlash ini? Secara default, tampilan antarmuka ZenFlash akan nampak seperti di bawah ini.


Pada bagian kiri atas ada pengatur jarak obyek/target dalam satuan meter. Lalu di sisi kiri bawah ada ikon untuk pengaturan dan simbol flash dalam keadaan aktif.

Jika kita sentuh ikon pengaturan, akan muncul pilihan sebagai berikut.


Ada 4 pilihan seting, yaitu senyap, jeda waktu, pengenal wajah dan advanced yg berisikan pilihan untuk setting yg lebih lengkap.

Lalu opsi flash bisa kita matikan/disable jika tidak ingin menggunakan ZenFlash (ini gw gunakan sebagai perbandingan hasil foto kelak).


Selain itu ada pilihan mode di kanan bawah. Jika kita sentuh akan nampak pilihan seperti berikut ini.


Hanya ada 1 pilihan mode saja untuk aplikasi ZenFlash Camera ini, yaitu mode Low Noise.

Baiklah, kita coba untuk ambil 1 foto saja, berkaitan dengan menu yang ada di dalam aplikasi ZenFlash ini #jepret!


Setelah kita mengambil gambar, hasil foto tidak serta-merta disimpan, namun kita diberikan 7 pilihan efek, untuk dipilih salah satunya sebagai hasil final.

OK, konteks menu dalam aplikasi sudah gw bahas, selanjutnya gw akan coba bandingkan hasil foto ZenFlash ini dengan beberapa mode.

Ki-ka : foto tanpa flash, dengan flash bawaan, dengan ZenFlash
Lalu masih dengan posisi ZenFlash di bagian tengah, gw mengambil beberapa foto berikut ini.

Ki - ka : tanpa flash, dengan ZenFlash
Kemudian atas saran seorang kawan, seorang kameramen berpengalaman, gw mengubah posisi ZenFlash menjadi seperti berikut ini.

Dan hasilnya bisa dinikmati dalam rangkaian gambar di bawah ini.
Ki - ka : tanpa flash, dengan ZenFlash
Hasilnya adalah, untuk beberapa obyek, dengan menggunakan ZenFlash, keberadaannya jadi nampak lebih menonjol. Demikian pula dengan foto dengan obyek manusia, skin-tone-nya jadi lebih fresh dan natural.

Kesimpulan yang bisa gw dapat adalah, produk aksesoris ASUS ZenFlash ini merupakan lampu flash yang ringkas, dengan trigger terintegrasi dengan aplikasi ZenFlash Camera, yang mampu memberikan warna yang cerah dan tajam. Cocok untuk digunakan di lingkungan yang kurang cahaya, misalnya foto bersama saat di pesta kebun, aula pertemuan, diskotik dan lain². Jika dibandingkan dengan ASUS LolliFlash, terdapat perbedaan karakteristik dalam penggunaannya. LolliFlash nyaman digunakan untuk memotret obyek² kecil seperti koleksi mainan, perhiasan, dan lain², sedangkan ZenFlash, layaknya lampu flash profesional, lebih sesuai untuk pemotretan dokumentasi dengan kondisi kurang cahaya.

Kekurangan yang gw rasakan adalah, parameter yang digunakan oleh ZenFlash ini adalah jarak terhadap obyek/target, di mana diberikan parameter mulai 0,5 meter sampai 2,5 meter. Di sini kita dituntut untuk mampu menghitung dengan cermat jarak antara kita sebagai fotografer, dan target sebagai obyek yang akan kita foto. Juga shutter response yang lambat :( entah ini apa karena aplikasinya, atau hal lain.

Saran² untuk ASUS ZenFlash ini antara lain :
1. Semoga ke depannya sudah ada fitur otomatis untuk melakukan pengukuran (metering) terhadap obyek dan intensitas cahaya flash yang sesuai (tidak dengan manual meter lagi);
2. Pegangan yang lebih kokoh. Saat ini hanya menggunakan velcro + lem karet yg lambat laun akan kehilangan daya lekatnya. Syukur² pegangannya bisa disetel sudutnya seperti lampu flash manual;
3. Shutter response yang lebih cepat. Termasuk auto-fokus tentunya;
4. 7 pilihan hasil foto sebaiknya dikurangi. Tampilkan yang paling mendekati hasil natural, karena 3 efek terakhir memberikan hasil kebiruan yang gw nggak yakin bakal dipake. Extra efek sudah diakomodir di aplikasi pengolah foto lainnya.

Demikian review gw mengenai ASUS ZenFlash ini. Layak atau tidaknya untuk dimiliki, gw kembalikan ke selera dan gaya pengambilan foto kalian masing². Jika kalian senang berfoto dokumentasi, foto angkatan kelas, sekolah dll, produk aksesoris ini layak untuk dimiliki, namun kurang cocok untuk penggunaan foto hobi/koleksi mainan dan benda² kecil lainnya.

Untuk informasi ketersediaan barang dan harganya, bisa langsung kunjungi online store terpercaya.

Terima kasih atas waktu dan atensinya. Wassalam.