Artikel Unggulan

5 Alasan HUAWEI MateBook D 14 Jadi Laptop Andalan

  Setiap orang memiliki kebutuhan unik dalam memilih laptop, yang bisa beragam dari segi fungsionalitas dan kemampuan komputasi yang canggih...

[Story] Khansa Sakit part 2

Lanjut dari cerita sebelumnya. Hari Sabtu dan Minggu, setelah Khansa berobat ke dokter, alhamdulillah sudah ada tanda² kesembuhan, panasnya tidak setinggi sebelumnya. Bahkan, sepanjang hari Minggu itu, Khansa dan Ai bermain dan bercanda seperti sudah sehat seperti sediakala. Padahal Ai juga sedang demam karena batuk pilek yang dideritanya karena nggak bisa dilarang makan permen dan es krim :(

Senin pagi, anak² sudah bangun, dan seperti biasa mereka bercanda. Khansa yang dapet surat istirahat dari dokter, tidak berangkat sekolah hari itu. Namun, tiba² kami dikejutkan dengan Khansa yang mimisan hidungnya :'( Darah segar membasahi bantal. Langsung aja, mamanya bilang tiduran, tengadah. Padahal yang pernah gw baca, kalo mimisan itu mestinya duduk, supaya darahnya ngalir dan nggak menggumpal di hidung #beda ilmu :p Alhamdulillah, gak lama, mimisan Khansa berhenti. Gw juga nggak punya prasangka apa² soal kejadian itu, sehingga gw berangkat kerja seperti biasanya #siang :p

Sore hari, sekitar pukul 3, mamanya telpon gw, bilang kalo Khansa badannya dingin dan ada bintik² merah di tangan dan kakinya. Waduh! Ada apa gerangan ini?!?! Mamanya minta gw segera pulang, supaya bisa antar Khansa periksa lagi. Sedikit panik, gw pamit ke staff gw, gak lupa sedikit ngebut biar cepat sampainya. Gw kalo ngantor pake motor, lebih nikmat daripada pake mobil #gakmacetbanget

Sampe rumah, gw sentuh Khansa emang agak dingin, mungkin karena gw biasa di ruang AC, jadi standar dingin gw agak 'speleng' :p Karena bingung juga mo dibawa ke mana, antara rumah sakit atau Puskesmas, mamanya telpon temennya, nanya² soal puskesmas. Entah kepikiran apa, akhirnya sore itu, kami antar Khansa periksa ke dokter jaga di Puskesmas. Sampai di lokasi, kami mendaftar, dengan dibimbing temennya bini itu, modal Kartu Keluarga doang, semua free. Kami ngantri agak lama, karena pasiennya ternyata banyak juga. Oya, Puskesmas 24-jam gedungnya terpisah, agak ke dalam, namun nyaman karena sudah ber-AC. Kemudian, 'TINGTONG!' bunyi bel disertai nomor urut antrian yang berubah dengan cepat. Ajib! Sekalinya masuk 7 pasien sekaligus. Nah, di sini gak lama nunggu giliran, karena Khansa segera diperiksa oleh dokter jaga, dipegang tangannya, dilihat dan dipijit² bagian yang bintik² merah itu. Makin deg²an karena sang dokter menyarankan untuk cek darah di lab besok paginya. Kami diberikan surat rujukan untuk melakukan tes darah di lab Puskesmas situ juga.

Besok paginya, kami sudah berada di Puskesmas lagi, kali ini di gedung bagian depan/utama. Pasiennya lebih ajib lagi ngantrinya, bejubel! Kami sudah janjian dengan teman yg semalam, sudah didaftarkan untuk cek darah di lab. Pas lagi duduk nunggu ngantri, eh ternyata surat rujukan dokter semalam nggak kebawa. Alhasil, gw dan istri pulang lagi untuk mengambilnya, sementara Khansa gw titipin sama temen istri yang itu.

Karena ngebut, kami pun gak lama ngambil suratnya. Eh, ternyata masih belum dipanggil juga :p Khansa masih nunggu, wajahnya kuyu. Mungkin karena lemas juga belum sarapan :) Sambil nunggu, gw sempetin foto² keadaan sekitar di Puskesmas, maklum, terakhir gw ke Puskesmas itu pas jaman masih kuliah :p  ada klinik khusus penderita diabetes juga lho. Juga ada klinik gigi. serta mading berisikan informasi tentang seminar dan kesehatan. Foto²nya ntar aja ya? di bagian bawah blog ini biar nggak berantakan :)

Yakk! Akhirnya Khansa dipanggil ke dalam untuk melakukan pengambilan darah. Khansa yang memang takut sama jarum, sempet nggak mau. Terpaksa, supaya nggak ganggu antrian, maka pasien selanjutnya kami persilakan ambil darah duluan. Nah, udahannya, masih tetep nggak mau sambil nangis². Mamanya nggak mau ada di dalem karena bakalan lebih ribed urusannya kalo dah pake emosi. Akhirnya gw peluk Khansa sambil minta tolon sama temen untuk pegangin lengan Khansa supaya nggak gerak saat diambil darahnya oleh petugasnya. Dan bener aja, lengkingan dan tangisannya cetarr membahana seantero Puskesmas saat jarum menusuk lengannya :'( Gw yang juga nggak tegaan serta nggak kuat liat darah, masih memeluknya dengan erat :( Malah jadi pengen ikutan nangis..

Selepas ambil darah, kami masih menunggu hasil tes darahnya. Kami menunggu sekitar 15 menitan, kemudian kami menuju poli-umum untuk mendengarkan hasil tes darah Khansa. Dan sangkalan kami terhadap dugaan itu tidak berhasil. Khansa didiagnosa menderita demam berdarah, karena trombositnya tinggal 96 ribu dari batas normal 150 ribu :( Syok kami mendengarnya. Lalu dokter Puskesmas menanyakan kepada kami akan dirujuk kemana untuk perawatan selanjutnya. Mengingat catatan medis Khansa ada di RS Cinere, kami pun memohon agar Khansa dirujuk ke RS Cinere saja. Eh! Kami malah ditegur karena RS kami bukan yang kerjasama dengan Pemda. Kami pun menjelaskan bahwa kami ini peserta Jamsostek. Eh, malah diomelin, katanya kalo Jamsostek nggak boleh pake KJS. Lha sejak awal sapa juga yang KJS??? Rupanya Puskesmas memang difokuskan bagi rakyat kelas bawah untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai :) hehehe.. sedikit cerita lucu di tengah kegalauan kami terhadap sakitnya Khansa :p

Keluar dari ruangan, mamanya udah nangis² nelpon kakak ipar, minta tolong dibookingin kamar di RS Cinere. Kebetulan memang kakak ipar tinggal di Cinere, jadi akan lebih enak ngurusnya jika dikoordinasikan lebih dulu. Nah, karena si Jojo mobil kami kemarin pulang dari RS Cinere pas berobat itu, kap mesinnya ada bau hangus seperti karet/oli kebakar, maka gw tadinya mo pake taksi aja. Eh ternyata adik ipar bersedia nganterin ke sana pake mobilnya, alhamdulillah..

>> bersambung >>

Foto² Puskemas Condet






Tidak ada komentar:

Posting Komentar